Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi peringatan keras kepada jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Peringatan keras ini terkait masalah pengelolaan hutan di Indonesia.
Jokowi menilai, strategi besar pembangunan hutan Indonesia harus memiliki dimensi ekonomi dan lingkungan. Untuk itu, perlu koreksi besar agar terobosan dalam mengelola hutan bisa dilakukan.
Baca Juga
"Jangan kita berpikir rutinitas, jangan berpikir linier, berpikir monoton, tidak pernah membuat terobosan-terobosan sehingga dalam sekian tahun ini, mohon maaf, pengelolaan hutan kita berada pada posisi monoton dan tidak ada pembaruan," ujar Jokowi di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (2/8/2017).
Advertisement
Dia menambahkan, pengelolaan hutan harus konsisten sehingga bisa dikerjakan terus-menerus. Dengan begitu, hutan akan memberi hasil terbaik baik masyarakat.
Hal ini seperti di Swedia dan Finlandia yang menjadikan hutan sebagai sumber ekonomi negara. Bahkan, 70-80 persen sumber ekonomi mereka berasal dari pengelolaan hutan yang baik.
"Saya kira kita tidak usah sulit-sulit, di-copy, disesuaikan dengan keadaan hutan negara kita. Kirim dari Kementerian LHK melihat bagaimana pengelolaan hutan dan lingkungan hidup berjalan bersama-sama, ekonominya dapat, lingkungannya juga dapat," kata Jokowi.
Jokowi menyebut, banyak taman nasional di Indonesia yang tinggal nama. Bukan dilindungi secara baik, melainkan malah digerogoti sedikit-sedikit hingga ratusan bahkan ribuan hektare hilang.
"Nanti dalam forum tertutup akan saya buka semuanya kalau pengen saya buka. Saya kan di dalem, saya mengerti benar," tegas Jokowi.
Dari sisi perizinan pengelolaan kawasan hutan, Jokowi bilang, harus diperhatikan. Jangan sampai setiap orang yang datang langsung diberi izin. Makanya, dia meminta, jajaran KLHK untuk waspada.
"Saya hanya titip hati-hati. Kalau saya sudah bilang awas, hati-hati," tutur Jokowi.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: