Liputan6.com, Jeddah - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah menegaskan, pihaknya tidak mengeluarkan surat apapun terkait dengan pelayanan haji. Penegasan ini disampaikan Pejabat Fungsional Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI Umar Badarsyah saat dikonfirmasi tentang adanya pengakuan oknum mukimin yang mendapat surat pengantar dari KJRI Jeddah.
"Kami menegaskan bahwa KJRI apalagi Konsul Jenderal tidak pernah mengeluarkan surat apapun, kepada siapapun, terkait pelayanan haji," kata Umar di Jeddah, Arab Saudi, Senin 14 Agustus 2017.
Baca Juga
Dia mengimbau agar jemaah calon haji Indonesia tidak mudah percaya jika ada yang mengaku bisa membantu segala keperluan ibadah jemaah selama di Tanah Suci, dengan meminta imbalan.
Advertisement
"Kami imbau jemaah untuk tidak termakan bujukan para calo terutama yang mengaku bahwa mereka mendapat rekomendasi surat keterangan baik dari PPIH maupun KJRI," imbau dia.
Umar mengingatkan para jemaah haji berhati-hati dan tidak mengindahkan bila didekati orang lokal, baik mukimin Indonesia atau dari negara lain yang kebetulan mampu berbahasa Indonesia dan mengaku memiliki surat resmi.
"Tetap pada grupnya. Ikuti saja pimpinan rombongan maupun panitia yang resmi. Panitia resmi bisa dibedakan dengan pakaian dan tanda pengenal yang mereka gunakan," ucap dia.
Sementara, Petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Mekah telah menginterogasi sejumlah mukimin di pemondokan jemaah haji Indonesia yang menawarkan jasa dorong kursi roda.
Kebanyakan dari mereka mengaku telah mengenal jemaah haji yang akan menggunakan jasanya untuk mendorong kursi roda saat tawaf dan sai. Mereka juga mengaku mengenal dengan orang-orang di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
Ada juga di antara mereka yang mengaku membawa surat pengantar dari KJRI dan salah satu bupati.
Â
Saksikan video di bawah ini: