Liputan6.com, Jakarta - Usul Presiden Joko Widodo terkait film G30S/PKI dibuat kembali dengan kemasan masa kini direspon positif organisasi artis dan film yang tergabung dalam Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). Gubernur Lembaga Pertahanan Masyarakat (Lemhanas) yang juga anak pahlawan revolusi mendukung hal ini. Namun ditegaskan tak boleh ada pihak yang mengklaim suatu kebenaran sejarah.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (22/9/2017), PARFI menyatakan para kreator film sanggup membuat atau mengemas ulang kembali film G30S/PKI sesuai era milenial. Pro-kontra pasti akan bermunculan, namun diharapkan publik menikmati film juga sebagai karya seni.
Gubernur Lemhanas dan anak pahlawan revolusi Mayjend Soetoyo, Letjen Purn Agus Widjojo, juga menyatakan dukungannya. Namun ia menekankan agar pembuatan film harus didasarkan riset yang matang serta tak ada pihak yang mengklaim suatu kebenaran sejarah.
Keluarga besar pahlawan revolusi Jenderal Ahmad Yani menyambut baik rencana pemutaran kembali film G30S/PKI namun mereka khawatir pengemasan ulang sejarah kekejaman PKI sesuai kondisi saat ini, justru akan mengaburkan sejarah itu sendiri.
Sementara pemutaran film G30S/PKI telah dilakukan di sejumlah daerah. Pada Kamis 21 September 2017 malam, seluruh pengurus Partai Amanat Nasional (PAN) menggelar nonton bareng di sebuah hotel di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Nonton bareng film pengkhianatan PKI juga digelar Sekolah Muhammadiyah 1 Depok, Jawa Barat. Pemutaran kembali film G30S/PKI penting bagi anak-anak muda agar tidak melupakan sejarah kelam bangsa Indonesia.