Liputan6.com, Balikpapan - Napak tilas perjalanan batik di Balikpapan bisa terlihat dari keberadaan para pelopor yang bertahan hingga saat ini, salah satu nya adalah Agus Sudarmanto.
Di tengah keterbatasannya sebagai penyandang disabilitas, Agus mampu menciptakan karya batik pertama untuk Kota Balikpapan yang dipasarkan hingga Negeri Paman Sam.
Baca Juga
Agus Sudarmanto yang mengalami cacat pada kaki kirinya sejak lahir, membangun bisnis batik Balikpapan dari nol.
Advertisement
Dari semula hanya membantu sang istri usaha menjahit. Agus mengenal proses pembuatan batik melalui rumah kreatif Balikpapan sejak 2011.
"Karena rata-rata penyandang disabilitas tidak bisa bekerja di bawah tekanan, kami akhirnya memilah yang istilahnya bisa digunakan untuk tumpuan hidup atau tumpuan ekonomi penyandang disabilitas, jadi kami memilih batik," kata Agus Sudarmanto.
Berbekal pengetahuan dan kemampuannya membuat batik, Agus berani untuk mandiri dan mendirikan Anniera Batik di Jalan Padat Karya, Balikpapan Utara.
Beragam motif batik dilukis dan dicap dari tangan kreatif 30 karyawannya, yang mayoritas penyandang disabilitas.
Salah satunya adalah Iskandar, yang mengalami kecelakaan dan terpaksa kehilangan kaki sebelah kanan pada 2011.
"Kita penyandang ini mungkin kurang diberi kesempatan dalam bekerja, masuk di pemerintahan atau di perusahaan. Akhirnya kenal dengan Pak Agus, dia mau menerima saya sesama penyandang dan mau menerima saya di Batik Anniera ini," pungkas Iskandar, karyawan penyandang disabilitas.
Berbagai motif Balikpapan seperti akar bakau, anggrek hitam, beruang madu dan masih banyak lainnya telah dikenal luas hingga mancanegara.
Batik yang dijual pun bervariasi mulai dari Rp 60 ribu hingga Rp 3,5 juta.
Simak selengkapnya kisah pelopor batik Balikpapan, hasil liputan salah satu finalis Citizen Journalist Academy yang ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Minggu (1/10/2017).