Menko Puan Saksikan Deklarasi Damai Pemuda Antarumat Beragama

Puan mengatakan Indonesia memiliki lebih dari 714 suku bangsa dengan 1.100 bahasa yang berbeda dan berada di lebih dari 17.000 pulau.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2017, 03:01 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2017, 03:01 WIB
SEA Games 2017
Menko PMK, Puan Maharani (kanan) saat memimpin rapat evaluasi SEA Games 2017 dan progres persiapan Asian Games 2018 di Jakarta, Senin (2/10). Rapat dihadiri Menpora Imam Nahrawi dan Ketua KOI Erick Thohir. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Merauke - Lima pemuda antarumat beragama di Merauke, Papua mendeklarasikan perdamaian saat peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Sabtu meski mereka memiliki latar belakang yang berbeda. Para pemuda tersebut mendeklarasikan perdamaian antarumat beragama di GOR Hiad Sai Trikora, Merauke.

Pembacaan deklarasi damai itu dilakukan di hadapan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.

Nampak juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei, Danjen Kopassus Mayjen TNI Matsuni, Bupati Merauke Fredericus Gebze dan lainnya.

Menko PMK bersama Bupati Merauke ikut naik ke panggung untuk menyaksikan penandatangan deklarasi pemuda antarumat beragama se-Merauke. Puan Maharani mengatakan kemajemukan di Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan.

Pembacaan dan penandatanganan tersebut berlangsung di sela-sela acara Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci Lintas Agama yang digagas Kementerian Pemuda dan Olahraga.

"Saya mengapresiasi atas terselenggaranya pembacaan kitab suci oleh para pemuda lintas agama, semoga kegiatan ini dapat memperteguh persatuan dan kesatuan Indonesia. Apalagi acara berbarengan dengan peringatan Sumpah Pemuda," kata dia.

Dia mengatakan Indonesia memiliki lebih dari 714 suku bangsa dengan 1.100 bahasa yang berbeda dan berada di lebih dari 17.000 pulau. Agama-agama besar dunia juga terdapat di Indonesia, Islam, Katolik, Hindu dan Buddha.

"Kita tidak sama, tetapi kita kerja sama dalam membangun Indonesia sebagai rumah bersama yang sejahtera, berkemajuan dan berkebudayaan," tutur Puan.

Sementara itu menurut Puan, pembacaan kitab suci oleh para pemuda lintas agama merupakan upaya membangun saling percaya, saling memahami dan saling membangun kehidupan bermasyarakat yang berbhineka tunggal ika berlandaskan Pancasila.

"Marilah kita menyadari, meyakini, dan menyampaikan kepada lingkungan terkecil kita, mulai dari anggota keluarga, tetangga, masyarakat bahwa kemajemukan merupakan anugerah Tuhan bagi bangsa Indonesia," ujar Puan Maharani.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya