Antisipasi KKB, Prajurit TNI Disiagakan di Utikini-Kimbeli

Prajurit TNI masih terus disiagakan di Kampung Utikini dan Kimbeli, Distrik Tembagapura, Mimika untuk menjaga dan mengamankan wilayah itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2017, 09:23 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2017, 09:23 WIB
Papua
Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar dengan pasukan TNI di Tembagapura

Liputan6.com, Timika - Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit menegaskan, para prajurit TNI hingga kini masih terus disiagakan di Kampung Utikini dan Kimbeli, Distrik Tembagapura, Mimika untuk menjaga dan mengamankan wilayah itu dari kemungkinan masuknya lagi kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Saya masih perintahkan prajurit untuk menempati Utikini kompleks dan Kimbeli kompleks. Kami mendapat informasi intelijen bahwa kelihatan kegiatan mereka belum selesai. Mereka masih mencari-cari celah dan peluang untuk mengganggu aparat keamanan dan PT Freeport," kata Pangdam Cenderawasih di Timika, Senin 20 November 2017.

Pangdam menegaskan menjadi kewajiban bagi aparat TNI dan Polri untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat setempat dan seluruh karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya yang bekerja di wilayah Tembagapura dan sekitarnya.

Dalam rangka itu, katanya, tidak diperbolehkan seorang atau sekelompok orang mengganggu keamanan dan ketertiban atau berupaya mengoyak ketenteraman wilayah itu.

"Tidak usah macam-macam. Percuma. Mereka tidak akan menang. Saya yakinkan itu. Tujuan mereka tidak akan tercapai," ujar jenderal bintang dua itu seperti dikutip Antara.

George Supit mengakui, aparat TNI dan Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas Terpadu telah melaksanakan misi kemanusiaan mengevakuasi ratusan warga sipil dari Kimbeli, Banti dan kampung-kampung sekitar ke Timika, meski dihadapkan pada situasi dan kondisi medan yang begitu sulit.

"Proses penyelamatan masyarakat yang disekap atau diisolasi oleh kelompok bersenjata bisa kita bebaskan seluruhnya tanpa satu pun yang cedera. Untuk proses recovery pascapenyekapan, ada tahapan-tahapan yang akan dilalui. Kami berharap berperan aktif melayani masyarakat setelah berada di Timika," harap Pangdam.

Sejak Jumat pekan lalu, sebanyak 344 warga sipil non-Papua telah dievakuasi dari beberapa kampung sekitar Tembagapura ke Timika.

Pada Senin petang, sebanyak 804 warga asli Papua dari Kampung Banti, Kimbeli dan Opitawak kembali dievakuasi ke Timika.

Saat ini mereka menempati Gedung Eme Neme Yauware yang disiapkan sebagai Posko pengungsian warga asal Distrik Tembagapura itu.

Diminta Letakkan Senjata

Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar mengatakan, guna mencegah masuknya kembali KKB ke sejumlah kampung di Tembagapura, Mimika maka segera dibangun pos satgas terpadu di Banti dan sekitarnya.

"Kami sedang menyiapkan lokasi untuk pos pengamanan satgas terpadu di sana," kata Irjen Pol Boy Rafli di Timika, Selasa.

Dia tidak menampik kemungkinan kelompok bersenjata ingin menguasai kembali wilayah Banti, Kimbeli dan Utikini. Namun diharapkan kelompok tersebut dapat memaklumi maklumat yang sudah disampaikan Polda Papua untuk meletakkan senjata dan menyerahkannya ke kantor kepolisian terdekat.

"Terima kasih kalau mereka pulang ke kampungnya masing-masing dan memahami maklumat yang telah kita sampaikan. Harapan kami, anggota kelompok ini bisa kembali menjadi warga negara yang baik dan ikut aktif terlibat dalam proses pembangunan di Papua," kata Kapolda.

Dalam kesempatan yang sama, Pangdam George Elnadus Supit mengatakan jajarannya terus berkoordinasi dengan PT Freeport Indonesia agar bisa membantu membangun pos pengamanan terpadu TNI-Polri di wilayah Banti, Kimbeli dan Utikini.

Pangdam menegaskan menjadi kewajiban bagi aparat TNI dan Polri untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat setempat dan seluruh karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktor yang bekerja di wilayah Tembagapura dan sekitarnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya