PKS: Indonesia Harus Galang Tekanan Dunia di Isu Yerusalem

Langkah pemerintah dinilai cukup tanggap menyikapi isu Yerusalem. Hanya saja, perlu langkah-langkah yang lebih tegas.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Des 2017, 12:19 WIB
Diterbitkan 07 Des 2017, 12:19 WIB
Yerusalem, Kota Suci Tiga Agama
Yerusalem dalam bahasa ibrani disebut Yerushalayim dan al-Quds dalam bahasa Arab, yang merupakan salah satu kota tertua di dunia. Yerusalem berjuluk Kota Suci Tiga Agama. Rumah bagi tiga agama langit, Islam, Kristen, dan Yahudi. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Fraksi PKS DPR Sukamta berharap pemerintah lebih gencar menggalang opini dunia internasional. Langkah itu untuk menekan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sukamta yang juga Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP PKS mengharapkan pemerintah RI terus melakukan upaya terobosan. Salah satunya dengan mendorong KTT Darurat OKI.

"Jika OKI bisa menghasilkan sikap secara institusional tentu akan punya daya tekan yang lebih kuat. Indonesia sangat mungkin untuk menginisiasi hal ini," kata Sukamta kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (7/12/2017).

Ia menilai sejauh ini, langkah pemerintah cukup tanggap menyikapi isu Yerusalem. Hanya saja, perlu langkah-langkah yang lebih tegas.

"Kami mengapresiasi yang telah dilakukan Bu Menlu (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) dengan memanggil Duta Besar AS beberapa hari lalu. Ini perlu ditindaklanjuti dengan sikap yang lebih kuat,” kata dia.

 

Kebijakan Arogan

Bagi Sukamta, langkah Trump sangat berbahaya. Ia menyebutnya sebagai langkah arogan. Anggota Komisi I DPR ini menyatakan kebijakan Trump tidak hanya menyakiti hati umat Islam dan Kristiani.

Yerusalem menjadi tempat suci bagi penganut dua agama itu. Karena itu, ia mengkhawatirkan ekses yang mungkin timbul .

"Ini dapat memicu gejolak di seluruh dunia," ujar Sukamta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya