Liputan6.com, Jakarta - Sore itu, Kamis 7 Desember 2017, sejumlah anak di Desa Ciranggon, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, tengah asik bermain.
Tak ada yang aneh saat mereka bermain sebelum akhirnya mereka dikejutkan dengan sesosok jasad yang kondisinya sangat memprihatinkan. Jasad tersebut ditemukan di semak-semak dekat anak-anak bermain. Tanpa kepala dan kondisinya hangus serta termutilasi.
Baca Juga
Bocah-bocah itu pun seketika heboh dan melaporkan hal tersebut ke saksi lain untuk dilanjutkan ke polisi.
Advertisement
Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, jasad termutilasi tersebut pertama kali memang ditemukan anak-anak yang tengah bermain.
"Diketahui pada hari Kamis, 7 Desember 2017, sekitar pukul 15.00 WIB," kata Agung, Jumat 8 Desember 2017.
Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Jenazah korban pun diautopsi di rumah sakit. Informasi soal korban masih minim.
"Belum diketahui, perkiraan perempuan berumur sekitar 19-20 tahun," ungkapnya.
Dia pun mengimbau warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya melapor ke Polres Karawang.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana mengatakan, hasil autopsi dokter Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jabar ditemukan ciri berupa tato di tubuh korban.
"Temuan pada tubuh korban terdapat tato di dada tulisan stones di atas payudara," kata Umar kepada Liputan6.com, Jumat 8 Desember 2017.
Dokter juga menemukan tato lain di bagian tubuh korban yang hangus dibakar.
"Gambar tato di belakang pada punggung gambar kupu-kupu," ujar Umar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pelaku Ditangkap
Tidak butuh waktu lama bagi polisi untuk membongkar kasus sadis ini. Hanya seminggu berselang, polisi mengungkap dan menangkap pelaku.
Korban diketahui adalah seorang sales promotion girl (SPG) sebuah perusahaan properti bernama Siti Saidah alias Sinox alias Nindy alias Desi Wulandari (21). Dan pembunuhnya tak lain suaminya sendiri bernama M Kholili bin Entong (23).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Karawang, AKP Maradona Armin Mapaseng, membeber bagaimana pihaknya berhasil mengungkap kasus ini.
Usai mendapat laporan penemuan korban pembunuhan dan mutilasi pada 7 Desember 2017, jasad Siti Saidah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jabar untuk diidentifikasi. Pada 8 Desember 2017, polisi merilis hasil autopsi dan merinci temuan ciri-ciri korban. Di antaranya pada tubuh korban terdapat tato di dada tulisan 'stones' di atas payudara.
Hasil autopsi juga menemukan indikasi korban dibunuh 4-5 hari sebelum temuan jasad.
Polisi pun menyebar ciri-ciri korban berikut pakaian dan perhiasan korban ke masyarakat berharap ada warga yang mengenali ciri-ciri tersebut.
Selasa, 12 Desember 2017, Kholili mendatangi Polres Karawang dan mengaku kehilangan istrinya. Sementara ciri yang dilansir oleh polisi sesuai dengan yang dilaporkan tersangka.
"Kami uji pengakuannya dengan bukti autopsi, keterangan dia (tersangka), dan ada kejanggalan antara yang ditemukan penyidik dengan keterangan dia," kata Maradona saat dihubungi Liputan6.com, Kamis 14 Desember 2017.
Penyidik terus menyelidiki pengakuan tersebut, sampai akhirnya Kholili tersudut dan mengakui dia pembunuh istrinya.
Rabu, 13 Desember 2017, polisi akhirnya menangkap dan menetapkan Kholili, seorang petugas kebersihan perusahaan swasta, yang tak lain suami korban sebagai tersangka.
Maradona menyatakan, sempat terjadi cekcok sebelum pembunuhan dan mutilasi terjadi. Perselisihan tersulut karena persoalan tuntutan hidup. Saat itu, kata Maradona, korban yang bekerja sebagai sales sebuah perusahaan properti, disebut meminta suaminya yang merupakan petugas kebersihan itu membelikan mobil.
"Caranya beli mobil, jual motor. Tapi suaminya ini tidak menyanggupi. Bertengkarlah, sampai ke masalah susu anak dan merembet ke orangtua," kata Maradona.
Advertisement
Motif Lain
Namun, ada dugaan lain yang ditemukan penyidik. Kapolres Karawang AKBP Hendy F Kurniawan menyampaikan, alasan minta dibelikan mobil diduga rekayasa tersangka.
"Ya mungkin bikin-bikinan pelaku iya," tutur Hendy saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat 15 Desember 2017.
Menurut mantan penyidik KPK ini, titik terang motif pembunuhan itu terungkap setelah penemuan lembaran surat di kontrakan korban saat olah TKP. Isinya bertuliskan keluhan sang istri yang sudah tidak tahan dengan kelakuan suaminya.
"Suaminya memang enggak beres," jelas dia.
Secara singkat, korban menuliskan bahwa dia malu punya suami yang lebih suka kelayapan menemui orang lain ketimbang pulang ke rumah, menghabiskan waktu bersama keluarga. Sebab itu, dia bermaksud pamit pulang ke kampung halamannya di Pati, Jawa Tengah.
"Dari surat itu, sifat kamu enggak cocok dengan sifat aku," Hendy menandaskan.
Adapun surat tersebut ditemukan penyidik saat menggeledah kontrakan pasangan suami-istri tersebut. Surat berada di bawah rak televisi di kediaman mereka di Dusun Sukamulya, RT 005 RW 002, Desa Pinayungan, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang.
Surat itu terselip dengan dokumen lain yang disimpan korban. Surat itu tidak terlalu panjang. Isinya seperti keluh kesah korban yang ingin pulang kampung.
"Pengen pulang ke rumah tapi malu sama keluarga, malu juga sama tetangga. Punya suami tapi gak tinggal bareng pikirannya pasti banyak yg negatif.
Yah, Bunda pamit aja ya... udah capek ngadepin sifat kamu, kamu lebih sayang mereka ketimbang aku." isi surat tersebut seperti yang diterima Liputan6.com, Jumat 15 Desember 2017.
Pukul Leher Dua Kali
Pasangan suami istri M Kholili dan Siti Saidah merupakan perantau. Keduanya tinggal mengontrak di Dusun Sukamulya, Desa Telukjambe, Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat.
Berdasarkan pengakuan Kholili, pembunuhan sadis itu dipicu pertengkaran rumah tangga pada Senin 4 Desember 2017. Keduanya terlibat cekcok mulut dan pertengkaran fisik.
"Pelaku menghabisi nyawa korban dengan cara memukul leher korban menggunakan tangan kanan sebanyak dua kali dan korban terjatuh," ucap Kapolres Karawang AKBP Hendy F Kurniawan, Jumat 15 Desember 2017.
Saat itu kepala korban membentur lantai rumah. Pelaku kemudian mengecek napas dan nadi korban. Diduga korban telah meninggal dunia.
Keesokan harinya, pelaku keluar rumah membeli golok, plastik hitam besar, dan tas belanjaan. Barang-barang tersebut digunakan untuk memutilasi jasad istrinya. Bagian kepala dan kedua kaki korban selanjutnya dibuang di tiga lokasi berbeda.
Pelaku melanjutkan aksinya dengan membuang badan korban di Ciranggon, Majalaya, Karawang pada Rabu 6 Desember 2017. Bukan hanya itu, pelaku juga membakar badan istrinya yang telah terpisah dengan anggota tubuh lainnya.
"Pelaku membakar tubuh korban bersamaan dengan buku nikah, akta kelahiran korban, dan surat-surat lainnya milik korban," lanjut dia.
Polisi telah menyita sejumlah barang bukti berupa botol Mizone berisi bensin, karpet anak tempat memutilasi korban, sofa kasur terdapat bercak darah korban, helm pelaku, baju korban, jam tangan korban, lakban, dan kain pel yang digunakan membersihkan bekas darah.
"Pelaku kami jerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan atau 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman penjara 20 tahun atau seumur hidup dan maksimal hukuman mati," tandas Hendy.
Advertisement
Mesra di Medsos
Tidak ada yang menyangka bagaimana kisah cinta Kholili dan Siti Saidah alias Nindy alias Desi Wulandari berakhir tragis. Wanita 21 tahun tersebut mengembuskan napas di tangan suaminya sendiri setelah pertengkaran yang terjadi pada Senin, 4 Desember 2017 malam. Gelap mata, Kholili memutilasi dan membakar jasad istrinya.
Kholili dan Siti Saidah memang tergolong muda saat memilih jalan hidup sebagai sepasang suami-istri. Dikaruniai seorang anak, sempurnalah sudah kehidupan mereka sebagai keluarga kecil.
Potret kemesraannya mereka mejeng di akun Instagram milik Kholili, @muhamad.kholili. Pasangan muda ini terus menampakkan sederet koleksi kebahagiaan, mulai dari zaman pacaran, hingga tinggal satu atap bersama.
Kholili memang tergolong milenial, hobi mengunggah foto dengan sang istri menjadi satu keharusan. Senyum dan pelukan mewarnai rekatnya tali kasih mereka.
Namun, indahnya surga dunia tersebut harus dibayar mahal kala Sinox, panggilan sayang Siti Saidah, merengek sebuah mobil. Mendengar itu secara berulang, Kholili yang hanya bekerja sebagai office boy (OB) ini berniat membungkam nafsu royal sang istri untuk selamanya.
Hingga pada Senin, 4 Desember 2017, pertengkaran hebat di antara mereka terjadi. Batas kesabaran Kholili sudah pada puncaknya. Pemuda ini akhirnya tega menyudahi hidup sang belahan jiwa.
Panik dan menyesal, entah bagaimana jejak hitam harus dihapuskan. Potong kompas, mutilasi, dan membakar jasad menjadi jawabannya.
Kholili membuat alibi. Ia berdalih pada polisi telah kehilangan sang istri. Pihak berwajib yang curiga, mengendus kejanggalan keterangan pria tanggung ini.
"Penyidik menelusuri keterangan M Kholili yang janggal, kemudian akhirnya tidak dapat beralibi lagi dan mengakui perbuatannya," ujar Kapolres Karawang AKBP Hendy F Kurniawan melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2017.
Akhirnya, Kholili mengaku telah membunuh istrinya dengan cara sadis tersebut. Dia pun menunjukkan tiga lokasi pembuangan potongan tubuh istrinya tersebut.
"Kepala dan kedua kaki korban dibuang di tiga tempat yang tak berjauhan, yakni di wilayah Curug Cigentis, Loji, dan Pangkalan, Karawang," kata Hendy.