Liputan6.com, Denpasar - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kamis 14 Desember 2017, menerbangkan pesawat tanpa awak alias drone untuk memantau permukaan kawah Gunung Agung. Hasilnya, diketahui lantai kawah Gunung Agung sudah tertutup lava.
Selain itu, kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, I Gede Suantika, jumlah lava juga terus mengalami pertumbuhan.
Baca Juga
Jika beberapa waktu lalu berdasarkan pemantauan satelit, lava ditaksir mencapai sepertiga atau sekitar 20 juta meter kubik dari volume kawah yang mampu menampung 60 juta meter kubik, kini jumlahnya sekitar seperempat yang memenuhi kawah.
Advertisement
Meski begitu, Gede mengakui pertumbuhan lava di puncak kawah mengalami pelambatan. Pertumbuhan paling deras terjadi pada 25-29 November, di mana tiap hari lava bertumbuh 36 meter kubik per detik.
"Ada peningkatan lava tapi sedikit sekali. Terakhir dari data satelit sepertiga, sekarang sekitar seperempat. Tetap ada penambahan," kata Gede di pos pengamatan Gunungapi Agung, Rendang, Bali, Jumat (15/12/2017).
Menurutnya, dari pemantauan visual jarak dekat itu teramati jika lava masih belum memenuhi puncak kawah yang berdiameter 900 meter dengan kedalaman 200 meter.
"Lava belum memenuhi volume kawah yang tersedia. Masih jauh," kata Gede.
"Lavanya sangat encer memenuhi lantai kawah. Lantai kawahnya sudah terisi penuh, tapi masih jauh dari bibir kawah yang ada sekarang," Gede menambahkan.
Erupsi Magmatik Efusif
Di sisi lain, Gede Suantika menegaskan, PVMBG telah mengukur gas magmatik seperti sulfur dioksida, karbon dioksida, dan uap air. Sampel sudah diambil dan masih dianalisa.
"Datanya masih diolah. Mudah-mudahan besok ada hasilnya," ucap dia.
Melihat dua parameter tersebut, Suantika tak bisa menjamin apakah erupsi eksplosif akan terjadi atau tidak.
"Untuk memastikan letusan eksplosif kita lihat ke depan datanya. Sampai saat ini seperti kita rilis beberapa waktu lalu, sifatnya masih erupsi magmatik yang efusif," tutur Gede Suantika.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement