Cerita Kepala Badan Siber Saat Amankan Data KPU di Pemilu 2014

Jelang pesta demokrasi, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Mayjen (Purn) TNI Djoko Setiadi teringat soal pengamanan data di KPU pada 2014.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 05 Jan 2018, 21:28 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2018, 21:28 WIB
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Mayjen (Purn) TNI Djoko Setiadi
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Mayjen (Purn) TNI Djoko Setiadi. (Liputan6.com/Rezki Apriliya Iskandar)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang pesta demokrasi di sejumlah daerah, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Mayjen (Purn) TNI Djoko Setiadi teringat soal pengamanan data center Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada masa pemilu 2014.

Dia pun bercerita, saat Lembaga Sandi Negara ingin membantu KPU dalam Pemilu 2014. Dia mengungkapkan sejumlah kelemahan data center KPU kepada anggota Komisi I dan Komisi II DPR RI.

"Waktu Lembaga Sandi Negara ingin membantu dalam Pemilu 2014, padahal waktu itu ingin menunjukkan kepada bapak ibu dewan wakil terhormat di DPR, bahwa kelemahan data Center di KPU seperti itu. Artinya sistem keamanan masih sangat lemah," kata Djoko di Auditorium dr Roebiono Kertopati, Gedung A BSSN, Jalan Harsono RM Nomor 70, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (5/1/2018).

Bersama sejumlah pejabat Lembaga Sandi Negara yang lain, Djoko menunjukkan simulasi pengamanan data KPU. Sayangnya, Lembaga Sandi Negara justru dituduh tidak netral dalam Pemilu 2014.

"Yang kami demokan waktu itu bahwa kami bisa melihat, bisa mengambil pindahkan data-data di data center KPU. Artinya kami melihat bahwa ini masih ada kelemahan yang perlu dijaga dan diamankan. Tetapi malah dikatakan Lembaga Sandi Negara bisa berbuat apa saja, bisa memenangkan siapa saja. Ini yang enggak sinkron, enggak kita harapkan, " ujar Djoko.

Menurut dia, tuduhan itu muncul dan berkembang karena dirinya adalah purnawirawan TNI AD. Latar belakangnya ini lalu dikaitkan dengan Presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga berasal dari kalangan TNI AD.

"Akhirnya saya mengambil keputusan, kita batalkan rencana," tukas Djoko.

Jamin Kenetralan

Djoko Setiadi, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Liputan6.com/Andina Librianty
Djoko Setiadi, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Liputan6.com/Andina Librianty

Oleh karena itu, Djoko Setiadi menjamin lembaganya akan menjaga netralitas selama Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Dia menegaskan, BSSN tidak akan berpihak pada satu kelompok atau partai politik manapun.

"Percayalah bahwa kami telah disumpah seumur hidup. Percayalah bahwa tentang kegiatan pilkada maupun pilpres kami tidak pernah berpihak kepada satu kelompok atau satu partai pun," ujar Djoko.

Dia menandaskan BSSN netral. "Kami netral. Kami khusus memang sepenuhnya menjaga keamanan saja," lanjut Djoko.

Menurut dia, tahun politik sudah di depan mata. BSSN, sambung dia, akan bekerja maksimal untuk menjaga keamanan siber dan tidak ada campur tangan dengan unsur politik.

"BSSN akan bekerja semaksimal mungkin menjaga netralitas supaya tidak ada satu pun partai yang dizalimi dari manapun," kata Djoko. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya