Menkes Bicara Soal Campak dan Gizi Buruk di Asmat

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, memberangkatkan satgas kesehatan ke Asmat, Papua.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 26 Jan 2018, 09:39 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2018, 09:39 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi medan dan kendala transportasi menjadi tantangan pemerintah dalam menangani wabah campak dan gizi buruk di Asmat, Papua. Penegasan itu diungkapkan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, saat menemui para pasien campak dan penderita gizi buruk di Asmat. Dan untuk membantu penanganan para korban, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, memberangkatkan satgas kesehatan ke Asmat, Papua.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Jumat (26/01/2018), menteri kesehatan Nila Moeloek, menemui para pasien penderita campak dan gizi buruk, yang dirawat di Rumah Sakit Umum Asmat, kamis pagi, 25 Januari 2018. Pada kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan mendapat masukan, penanganan wabah terkendala medan yang berat dan sulitnya transportasi.

Usai meninjau para korban di rumah sakit dan posko-posko penanggulangan campak dan gizi buruk, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, menggelar rapat koordinasi dengan pemerintah setempat bersama TNI dan Polri, terkait penanganan wabah campak di 23 distrik dan 224 kampung di Asmat, Papua.

Sementara di Jakarta, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, melepas 260 anggota satgas kesehatan yang akan diterjunkan ke Asmat, Papua di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, pada kamis siang, 25 Januari 2018. Bersama rombongan satgas, juga dikirim alat kesehatan, obat-obatan, serta pakaian dan makanan. Sejauh ini, TNI sudah memetakan kawasan yang perlu segera ditangani.

Satgas kesehatan akan bertugas selama sembilan bulan, untuk melayani korban wabah campak dan gizi buruk, serta mendeteksi kemungkinan munculnya wabah serupa di luar wilayah Asmat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya