Bersihkan Sampah Teluk Jakarta, Pemprov DKI Kerahkan Alat Berat

Pemprov DKI yakin target pengangkutan sampah di teluk Jakarta ini tuntas dalam kurun waktu kurang dari 7 hari.

oleh Anendya Niervana diperbarui 18 Mar 2018, 13:17 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2018, 13:17 WIB
Bersihkan Tumpukan Sampah di Hutan Mangrove
Eskavator melakukan pengerukan sampah di kawasan Hutan Mangrove Ecomarine Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (18/3). Sampah didominasi sampah plastik seperti botol air kemasan, bungkus deterjen, hingga kemasan makanan ringan. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Pengangkutan sampah di Blok Empang Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara mulai mengerahkan alat berat amphibi excavator swamp sejak hari ke-2, Minggu (18/3/2018). Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Herdiman yakin target pembersihan sampah di teluk Jakarta ini tuntas dalam kurun waktu kurang dari 7 hari.

"Kalau pakai alat berat saya yakin hanya beberapa hari optimis," ujar Yusen.

Hari pertama pengangkutan yang dilakukan secara manual berhasil membawa total 19 ton sampah tidak terurai menuju Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

Sementara pengangkutan sampah teluk Jakarta yang dilakukan secara manual sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB hari ini, sebelum kedatangan alat berat, mengangkut sebanyak 3 ton.

Yusen belum berencana menambah alat berat, tapi dirinya siap apabila penambahan diperlukan. "Kalau memang kurang, kita koordinasikan. Kalau memang butuh kan ada amphibi ini," ucap Yusen.

 

Siapkan 4 Kapal

Bersihkan Tumpukan Sampah di Hutan Mangrove
Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup membersihkan lautan sampah di Kawasan Hutan Mangrove Ecomarine Muara Angke, Jakarta, Minggu (18/3). Total ada 19,34 ton sampah diangkut pada pembersihan yang dilakukan sejak Sabtu (17/3). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Ada empat kapal yang disiapkan untuk mengangkut sampah tidak terurai. Kapal-kapal itu akan mengantar sampah ke truk yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari titik lautan sampah Blok Empang Kali Adem. 

Lalu, sampah akan dibawa truk menuju Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPST) Bantar Gebang. Sementara sampah yang bisa terurai akan dijadikan media untuk penanaman magrove yang telah diterapkan di daerah sekitar oleh Komunitas Mangrove Muara Angke (KOMMA).

Menurut Yusen, 60 persen sampah di Kepulauan Seribu merupakan kiriman yang terbawa angin barat. Untuk itu, dirinya memohon agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan di laut.

"Satu pesan, masyarakat jangan buang sampah di kali, di sungai aja. Hulunya kan itu," pesan Yusen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya