Novel Baswedan Minta Jokowi Serius Ungkap Kasusnya

Novel Baswedan diserang dalam perjalanan usai menjalankan salat Subuh dari Masjid Jami Al Ihsan, pada 11 April 2017.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 11 Apr 2018, 21:29 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 21:29 WIB
Igor Saykoji, Melanie Subono, Novel Baswedan
Peserta Aksi 365 menuntut kasus Novel Baswedan yang tak kunjung terungkap, seberang Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/4). Hari ini tepat 1 tahun sejak penyidik senior KPK Novel Baswedan diserang menggunakan air keras. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berharap, Presiden Joko Widodo atau Jokowi serius dalam mengungkap kasus teror air keras yang menimpanya. Untuk itu, dia mendesak pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) agar Jokowi mengatahui fakta kasusnya yang belum terungkap.

"Saya berharap Bapak Presiden mau untuk mengetahui fakta yang sebenarnya. Fakta itu bisa diketahui dengan penelusuran tim gabungan pencari fakta. Saya ingin mengharapkan dia (Jokowi) benar-benar serius," kata Novel di Gedung KPK Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (11/4/2018).

Novel Baswedan pun mengaku kecewa belum adanya TGPF untuk mengungkap kasus teror. Menurut dia, apabila hanya menunggu Polri, maka penuntasan kasus tersebut tak akan kunjung selesai.

"Kalau terkait dengan apa yang disampaikan Beliau sekarang ini bahwa menunggu, saya nggak tahu apakah isyaratnya angkat tangan begitu. Saya kira, kita bisa lihat beberapa kasus yang lain juga nggak terungkap, penjelasan kepada saya sebelumnya juga enggak terungkap," ucap dia.

Novel Baswedan diserang dalam perjalanan usai menjalankan salat Subuh dari Masjid Jami Al Ihsan, Kelapa Gading Jakarta Utara, yang tak jauh dari kediamannya, 11 April 2017 lalu.

Secara tiba-tiba dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor menyiramkan cairan kimia tepat di wajah Novel Baswedan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Polri Belum Menyerah

Setahun Peristawa Penyiraman, Novel Baswedan Datangi KPK
Penyidik KPK Novel Baswedan usai menggunjungi gedung KPK, Jakarta, Rabu (11/4). Novel Baswedan selesai menjalani perawatan di rumah sakit Singapura yang kedua hingga kini kasus penyiraman air keras genap satu tahun. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengaku pihaknya menemukan sejumlah kendala untuk mengungkap kasus penyerangan itu.

Namun, Jenderal bintang dua itu memastikan, Polri belum menyerah mengungkap kasus penyerangan Novel ini. Hingga saat ini, penyidik masih terus bekerja untuk membuat terang kasus tersebut.

Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya sudah meminta kembali kepada Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) untuk mencari orang yang mirip dengan sketsa tersebut.

"Dukcapil sudah (kerja sama), dan bahkan kita minta lagi," kata Iqbal di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Rabu (11/4/2018).

Mantan Kapolrestabes Surabaya ini mengungkapkan penyidik masih merangkai petunjuk atas kasus itu. Dia juga mengaku, penyidik telah melakukan beberapa kali olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Kita masih kejar itu, kita masih melakukan proses scientific investigation beberapa keterangan petunjuk yang ada, TKP itu hampir berulang-ulang kita lakukan proses penguatan olah TKP, karena TKP itu awal dari pengungkapan kasus," ujar Iqbal.

Selain itu, dia menuturkan penyidik telah mendata toko-toko yang menjual bahan yang disiram kepada Novel Baswedan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya