Eggi Sudjana Tuding Ketua MUI Pendukung Jokowi

Tudingan Eggi Sudjana itu didasarkan pada sikap MUI yang dianggap tidak bersuara atas kematian dua anak saat pembagian sembako di Monas.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2018, 17:24 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2018, 17:24 WIB
Eggy Sudjana
Eggy Sudjana. (Merdeka.com/Hari Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta - Pengacara yang kini menjadi politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Eggi Sudjana menuding Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin sebagai Jokowers atau pendukung Presiden Jokowi.

Tudingan itu didasarkan pada sikap MUI yang dianggap tidak bersuara atas kematian dua anak saat pembagian sembako di Monas pada Sabtu, 28 April lalu. Pembagian sembako itu disebut dilakukan oleh salah seorang pendukung Jokowi.

"Kita mempersoalkan MUI kok enggak ada suaranya. Padahal ini kepentingan kanalisasi persoalan umat. Jadi MUI seperti membiarkan saja. Apalagi ini bersinggungan dengan pendukung Jokowi. Umat harus dilayani dengan baik, jangan demikian," jelas Eggi Sudjana saat jumpa pers di Kantor DPP PAN di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2018).

"Jelas dugaan MUI Jokower jadinya," lanjut dia.

Eggi pun mengusulkan agar pengurus MUI lainnya membuat gerakan mosi tidak percaya kepada Ketua MUI. Bahkan lebih jauh Eggi mengusulkan agar Ma'ruf Amin dipecat.

"Kita usulkan Ketua MUI dipecat karena tidak mengurus agama, justru kita yang sering dipersoalkan yang Islam," kata Eggi Sudjana.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembagian Sembako di Monas

Eggi Sudjana
Pengacara sekaligus Penasihat Presidium Alumni 212 Eggi Sudjana saat mendatangi Bareskrim Polri. (Liputan6.com/M Radityo Priyasmoro)

Terkait pembagian sembako di Monas yang memakan korban, Eggi menyebut merupakan kegiatan keagamaan dan ada upaya pemurtadan umat Islam yang hadir dalam acara tersebut. Namun MUI, kata dia, hanya diam.

"Dalam konteks pembagian sembako di Monas itu sangat jelas lintas agama. Mengimbau umat Islam ribuan bahkan ratusan ribu yang kita tahu dan ada yang mati. Tapi MUI cicing wae. Bahasa Sundanya diam saja, enggak ada protes," ujarnya.

Ia kemudian menghubungkan dengan agenda massa 212 di mana pihaknya membela MUI. Namun, MUI berlaku diskriminatif dan tidak berani melawan kekuasaan.

"Oleh karena itulah kita menduga ini Jokowers," ujarnya.

 

Reporter: Hari Aryanti

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya