Liputan6.com, Yogyakarta - Ikan asin merupakan salah satu makanan tradisional yang populer di Indonesia. Proses pembuatannya melibatkan pengawetan ikan menggunakan garam dalam jumlah besar.
Akan tetapi, di balik kelezatannya, terdapat potensi risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah terbentuknya senyawa nitrosamin, yang dianggap sebagai pemicu kanker.
Mengutip dari Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia, proses pengawetan ikan asin dengan garam dapat memicu reaksi kimia antara senyawa nitrit atau nitrat dengan asam amino yang terkandung dalam ikan. Reaksi ini menghasilkan senyawa nitrosamin, yang dikenal sebagai zat karsinogenik atau pemicu kanker.
Advertisement
Baca Juga
Semakin lama proses pengawetan berlangsung, semakin tinggi pula potensi terbentuknya senyawa ini. Selain itu, bakteri yang berkembang selama proses pengawetan dapat mempercepat pembentukan nitrosamin.
Ketika nitrosamin masuk ke dalam tubuh, senyawa ini memiliki kecenderungan merusak sel-sel mukosa pada faring. Faring merupakan bagian tenggorokan yang terletak di belakang rongga hidung dan di atas langit-langit mulut.
Kerusakan sel-sel mukosa ini dapat menyebabkan peradangan kronis di area faring. Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, sel-sel yang rusak berpotensi berubah menjadi sel karsinogenik, yang merupakan bibit dari kanker nasofaring.
Kanker nasofaring sendiri adalah jenis kanker yang menyerang bagian atas tenggorokan dan termasuk salah satu kanker yang sulit dideteksi sejak dini. Risiko kanker akibat konsumsi ikan asin meningkat seiring dengan frekuensi dan durasi konsumsi.
Studi menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi ikan asin secara rutin sejak kecil memiliki prevalensi lebih tinggi untuk terkena kanker nasofaring. Akan tetapi, jika konsumsi ikan asin secara sesekali dianggap tidak menimbulkan dampak yang berlebih terhadap kesehatan.
Selain frekuensi konsumsi, cara pengolahan ikan asin juga berpengaruh terhadap potensi terbentuknya nitrosamin. Ikan asin yang digoreng cenderung lebih berisiko karena proses penggorengan dapat memicu reaksi kimia yang mempercepat pembentukan senyawa nitrosamin.
Sebagai alternatif, disarankan untuk mengukus ikan asin atau merendamnya terlebih dahulu dalam air bersih sebelum dimasak. Perendaman dapat membantu mengurangi kadar nitrit dalam ikan asin, sehingga risiko terbentuknya nitrosamin pun menurun.
Penulis: Ade Yofi Faidzun