Kisah Ahli Puasa yang Celaka jadi Ahli Neraka, Buya Yahya Ungkap Penyebabnya

Buya Yahya mengingatkan bahwa lisan adalah salah satu bagian tubuh yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam kebinasaan. Oleh karena itu, seorang muslim harus berhati-hati dalam berbicara.

oleh Liputan6.com Diperbarui 21 Mar 2025, 00:30 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 00:30 WIB
buya yahya 221
Buya Yahya (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, ibadah bukan sekadar menjalankan kewajiban ritual seperti sholat dan puasa, tetapi juga harus diiringi dengan akhlak yang baik terhadap sesama. Seseorang bisa saja dikenal sebagai ahli ibadah, tetapi jika akhlaknya buruk, maka ibadahnya bisa kehilangan makna.

Banyak orang mengira bahwa cukup dengan rajin beribadah, maka semua urusan akhirat akan terjamin. Namun, dalam ajaran Islam, hubungan dengan sesama manusia juga memiliki peran besar dalam menentukan keselamatan seseorang di akhirat.

Dai kharismatik KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya, seorang ulama yang kerap memberikan nasihat tentang akhlak dan ibadah, menuturkan sebuah kisah yang terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW. Kisah ini menunjukkan bahwa ibadah yang baik harus diiringi dengan perilaku yang baik terhadap sesama.

"Ada seorang perempuan yang diceritakan di hadapan Nabi. Dia adalah ahli puasa, senang bangun malam untuk sholat, dan ibadahnya luar biasa," ujar Buya Yahya dalam sebuah kajian.

Kisah ini disampaikan Buya Yahya dalam sebuah kajian, yan dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, yang membahas pentingnya menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, ada satu hal yang menjadi catatan dalam kisah tersebut. "Perempuan ini memang hebat dalam ibadahnya, tetapi ada tambahan keterangan, ‘Hanya saja, ya Rasulullah, dia sering menyakiti tetangganya dengan lisannya,’" lanjutnya.

Mendengar laporan ini, Nabi Muhammad SAW pun memberikan jawaban yang tegas. "La khaira fiha, gak ada baiknya perempuan itu. Dia ahli neraka," sabda Rasulullah SAW.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Jangan Jadi Orang yang Celaka

7 Tempat Ini Dipercaya Sebagai Gerbang Neraka
ilustrasi neraka.... Selengkapnya

Buya Yahya menekankan bahwa perkataan Nabi ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan dengan sesama manusia. Seseorang bisa saja rajin ibadah, tetapi jika akhlaknya buruk, maka ibadah tersebut bisa tidak bernilai di sisi Allah.

"Banyak orang menganggap bahwa yang penting rajin ibadah, padahal kalau lisannya menyakiti orang lain, ibadahnya bisa tidak ada artinya," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa Islam sangat menekankan keseimbangan antara ibadah kepada Allah dan akhlak kepada manusia. Tidak cukup hanya beribadah tanpa menjaga sikap terhadap orang lain.

"Orang yang sholatnya rajin, puasanya rutin, tapi lisannya kasar, suka menyakiti, maka bisa saja dia termasuk orang yang celaka," ujar Buya Yahya.

Ia juga mengingatkan bahwa lisan adalah salah satu bagian tubuh yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam kebinasaan. Oleh karena itu, seorang muslim harus berhati-hati dalam berbicara.

"Betapa banyak orang yang masuk neraka bukan karena kurang ibadah, tetapi karena lisannya yang tajam dan suka menyakiti orang lain," tuturnya.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa hubungan sosial dalam Islam tidak bisa dipandang remeh. Rasulullah SAW bahkan menyebutkan bahwa banyak orang yang bangkrut di akhirat karena perilakunya terhadap sesama.

 

Ibadah di Dunia, Bangkrut di Akhirat

Ilustrasi neraka (Pixabay)
Ilustrasi neraka (Pixabay)... Selengkapnya

"Ada orang yang di dunia rajin ibadah, tapi di akhirat bangkrut. Kenapa? Karena dia banyak menyakiti orang lain, banyak mengambil hak orang lain, dan semua amalnya habis untuk membayar kesalahannya kepada sesama manusia," ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar umat Islam tidak hanya fokus pada ibadah pribadi, tetapi juga memperbaiki hubungan dengan sesama.

"Kalau mau ibadah kita diterima, maka pastikan tidak ada orang yang tersakiti oleh lisan dan perbuatan kita," tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa menjaga lisan adalah bagian dari ibadah yang sangat besar. Banyak hadits yang menjelaskan bahwa siapa yang bisa menjaga lisannya, maka Allah akan menjaganya dari azab.

"Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda, ‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.’ Ini adalah prinsip yang harus kita pegang," jelas Buya Yahya.

Ia mengajak umat Islam untuk selalu melakukan introspeksi diri. Jangan sampai kita merasa sudah beribadah dengan baik, tetapi di sisi lain sering menyakiti orang lain dengan perkataan atau perbuatan.

"Jangan sampai kita rajin sholat dan puasa, tetapi malah menjadi ahli neraka karena lisan kita sendiri," pesannya.

Menutup kajiannya, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan berperilaku. Jangan sampai ibadah yang sudah dilakukan dengan susah payah menjadi sia-sia hanya karena tidak menjaga akhlak kepada sesama.

"Mari kita perbaiki diri. Tidak cukup hanya rajin ibadah, tapi pastikan juga kita tidak menjadi penyebab kesedihan orang lain," tutupnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya