Terduga Teroris Riau Akui Donatur Mereka Bekerja di BUMN

Salah satu terduga teroris asal Riau yang ditangkap di Palembang mengakui donatur mereka bekerja di BUMN. Mereka juga sudah menyebutkan identitas dosen yang hendak ditemui.

oleh Nefri Inge diperbarui 16 Mei 2018, 01:11 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2018, 01:11 WIB
Gagal Serang Mako Brimob, Teroris Ditangkap di Palembang
Gagal Serang Mako Brimob, Teroris Ditangkap di Palembang. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta - Dua orang terduga teroris asal Pekanbaru, Riau, yang ditangkap Densus 88 Antiteror dan Polda Sumatera Selatan (Sumsel), pada Senin 14 Mei 2018, tidak mengakui adanya Pancasila.

Ketika diinterogasi langsung oleh Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, kedua terduga teroris tersebut sudah menghilangkan makna Pancasila dari kehidupan mereka.

Para terduga teroris yang ditangkap yaitu Heri Hartanto alias Abdul Rahman (39) dan Hengki Satria alias Abu Ansyor (38).

"Mereka hapal Pancasila, saya juga tanyakan mereka tentang makna Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Tapi makna dari seluruh silanya mereka hilangkan," ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara saat membuka kegiatan Tatap Muka Forkopinda Sumsel di Aula Hotel Swarna Dwipa Palembang, Selasa (15/5/2018).

Salah satu terduga teroris asal Pekanbaru mengakui donatur mereka merupakan warga Pekanbaru, yang bekerja di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mereka juga sudah menyebutkan identitas dan tempat tinggal dosen yang mengajar di universitas di Palembang, yang gagal mereka temui.

Namun Kapolda Sumsel masih belum bisa menjadikan kesaksian kedua terduga teroris tersebut sebagai fakta hukum. Mereka akan mencaritahu bukti pendukung lainnya. Karena saat ditangkap, tidak ada bukti apapun yang menguatkan mereka sebagai pelaku teroris.

"Kita akan caritahu apakah ada transfer uang, atau ada saksi yang melihat donatur tersebut memberikan dana ke mereka. Termasuk identitas dosen tersebut, bisa saja nama yang disebutkan palsu dan alamat yang dimaksud adalah perkantoran," katanya.

Informasi tersebut masih akan mereka kembangkan, salah satunya berkoordinasi dengan Densus 88, Polresta, dan Polda Riau. Kedua terduga teroris ini mengaku sebagai anggota Jamaah Anshorul Daarul (JAD). Bahkan mereka mendalami cara berjihad dari ustaz yang mereka panuti melalui internet.

 

Dijanjikan Bertemu Bidadari

Terduga Teroris yang Dibekuk di Palembang Tidak Akui Pancasila
Reka ulang penangkapan teroris di Kabupaten Muara Enim Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Sebelumnya kelompoknya dinamai Jamaah Anshorul Tauhid (JAT). Karena tidak progresif, sehingga mereka membentuk JAD yang diketuai oleh Aman Abdurahman dan Abu Bakar Ba'asyir.

"Tersangka bilang kalau pahamnya Salafiah, itu tidak ada kaitannya dengan agama, karena ini ideologi. Kami saja disebutnya kafir harby atau musuh utama yang harus dimusnahkan," katanya.

"Cara mereka memusnahkan juga tidak boleh sembunyi-sembunyi. Memang harus berhadapan langsung dengan anggota polisi, sama seperti di Surabaya,” ujarnya.

Para terduga teroris ini juga dijanjikan akan mati syahid jika tertembak, dan akan bertemu 70 bidadari di surga kelak.

Dua orang terduga teroris tersebut sebelumnya berangkat bersama lima rekannya dari Pekanbaru menuju ke Jakarta hendak menyerang mako Brimob Kelapa Dua. Tapi karena gagal menyerang, mereka berpencar.

Para terduga teroris asal Pekanbaru ini baru sampai di Palembang pada 14 Mei 2015. Mereka tidak mengetahui dimana keberadaan lima rekannya tersebut.

Kapolda Sumsel menegaskan, aksi pengamanan tersebut merupakan pencegahan agar aksi teror bom tidak sampai terjadi di Sumsel.

“Jangan sampai terjadi amaliyah (bom bunuh diri) di Sumsel, apalagi disini akan digelar Asian Games 2018. Pergerakan mereka ini sleeping sel. Hanya diam saja, tiba-tiba bergerak waktu ada kejadian, jadi kita tidak bisa memantau 24 jam,” katanya.

Kedua terduga teroris asal Pekanbaru ini, ternyata bukan kelompok teroris asal Kabupaten Muara Enim Sumsel yang masih buron. Ada 6 orang teroris asal Muara Enim yang sedang dalam pengejaran.

"Kalau di Muara Enim, mereka belajar dari Ustaz Solihin. Pemikiran mereka sama saja, ditembak mati malah senang dan bisa langsung masuk surga. Masih kita buru 6 orang teroris tersebut,” katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya