Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III Ahmad Sahroni meminta Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) menjadi momentum menjaga persatuan dan perdamaian di Indonesia. Polri sebagai aparat penegak hukum dibantu TNI harus mampu menumpaskan terorisme yang dapat mendestruksi persatuan dan mengancam stabilitas nasional.
Polri dibantu TNI memang memiliki tugas berat menghancurkan terorisme di Indonesia hingga ke sel terkecil. Terlebih beban itu semakin meningkat, mengingat potensi gangguan keamanan di tahun politik hingga pelaksanaan Pemilu serentak di tahun 2019.
Baca Juga
Namun dirinya yakin Polri sebagai pengemban penjaga keamanan negara dibantu TNI akan mampu menanganinya.
Advertisement
“Tugas berat memang disandang Polri dan TNI. Tapi saya yakin Polri dan TNI mampu mengamankan Indonesia jelang Pemilu serentak. Polri di bawah pimpinan Jenderal Tito Karnavian tentunya paham mengenai terorisme hingga ke sel terkecil, terbukti dengan rentetan penangkapan terduga teroris saat ini,” terang Sahroni, Senin (21/5).
Terkait dukungan parlemen atas pemberantasan terorisme, Sahroni memastikan sesuai pernyataan Ketua DPR Bambang Soesatyo, RUU Anti Terorisme menjadi prioritas dan diharapkan rampung akhir Mei hingga awal Juni mendatang.
Semua pihak diminta tak saling menyalahkan saat terjadi aksi bom bunuh diri. Persoalan terorisme dipandangnya tak hanya menjadi tanggungjawab Polri dan TNI tapi semua unsur pemerintahan dan masyarakat.
“Semua elemen dalam negeri harus berperan serta memberantas terorisme demi kenyamanan bangsa,” tegas Sahroni.
Semangat Harkitnas
Dia juga mengingatkan ditetapkannya Hari Kebangkitan Nasional oleh Presiden Soekarno karena kelahiran Budi Utomo dianggap sebagai simbol bangsa Indonesia mulai bangkit melawan penjajahan.
Ia menekankan dengan semangat Harkitnas, pemuda zaman now harus berjuang mempertahankan kemerdekaan dari upaya terorisme yang bertujuan menghancurkan negara.
“Pemuda zaman now harus bersama-sama membantu pemerintah menjaga kemerdekaan Indonesia. Bukan dengan mengangkat senjata memerangi penjajah, tapi melawan terorisme yang dapat merusak fundamental dan ideologi hingga mengganggu stabilitas nasional,” pesan Sahroni.
Reporter: Eko Prasetya
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement