Ketua DPR Bambang Soesatyo Dipanggil KPK terkait E-KTP Hari Ini

Ketua DPR Bamsoet sempat mangkir dari pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus e-KTP pada 20 Desember 2017 dan 16 Januari 2018.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 04 Jun 2018, 06:24 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2018, 06:24 WIB
KPK Luncurkan Buku Foto Perjalan Selama 14 Tahun Berantas Korupsi
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo memberi sambutan saat peluncuran buku "14 Tahun Perjalanan KPK" di Gedung KPK, Jakarta (23/5). Buku tersebut berisi kumpulan foto yang direkam oleh jurnalis foto dan juga humas KPK. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet akan diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus e-KTP. Politukus Partai Golkar itu akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Irvanto Hendra Pambudi (IHP) dan Made Oka Masaagung (MOM).

"Iya (Bamsoet) termasuk yang diagendakan Senin. Untuk penyidikan IHP dan MOM," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Jakarta, Senin (4/6/2018).

Sebelumnya, Ketua DPR Bamsoet sempat mangkir dari pemeriksaan penyidik KPK terkait e-KTP dengan tersangka Anang Sugiana Sudihardjo pada 20 Desember 2017 dan 16 Januari 2018. Febri mengatakan, pihak KPK berharap Bamsoet memenuhi panggilan penyidik hari ini.

"Surat panggilan KPK terhadap saksi yang akan diperiksa sudah disampaikan secara patut. Jadi kami harap saksi-saksi yang dipanggil memberikan contoh baik dan hadir memenuhi kewajiban hukum tersebut," kata Febri.

Selain Ketua DPR, KPK juga akan memeriksa sejumlah dari dari legislatif untuk penyidikan kasus e-KTP pada pekan ini. Febri mengatakan, keterangan anggota DPR dibutuhkan untuk mengkonfirmasi beberapa hal.

"Dibutuhkan keterangan sejumlah anggota DPR untuk mengkonfirmasi aliran dana, proses penganggaran e-KTP, dan pengadaan. Jadi informasi yang kami butuhkan beragam," kata Febri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

8 Tersangka

KPK telah menetapkan delapan tersangka dalam kasus korupsi proyek e-KTP. Mereka antara lain, mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Irman, pejabat Ditjen Dukcapil Kemendagri Sugiharto, serta pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong.

Selain itu, dalam kasus yang merugikan negara Rp 2,3 triliun ini, penyidik lembaga antirasuah menjerat mantan Ketua DPR RI Setya Novanto, anggota DPR dari Fraksi Golkar Markus Nari, pengusaha Made Oka Masagung, keponakan Setnov bernama Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, dan Dirut PT Quadra Solutions Anang Sugiana Sudihardjo.

Irman dan Sugiharto telah dihukum 15 tahun penjara, Andi Narogong 8 tahun penjara. Sementara itu, Setya Novanto divonis 15 tahun penjara oleh Hakim PN Tipikor. Sedangkan, persidangan Anang Sugiana Sudihardjo masih berlangsung.

Sementara itu, Markus Nari, Irvanto, dan Made Oka Masagung masih dalam proses penyidikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya