Rindu, Sejumlah Pegawai KPK Kunjungi Rumah Novel Baswedan

Yudi Purnomo menyatakan, sudah dua kali lebaran Novel hidup dengan satu mata setelah penyerangan pada April 2017 lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2018, 15:17 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2018, 15:17 WIB
Hari Ariyanti/Merdeka.com
Sejumlah pegawai KPK mendatangi rumah Novel Baswedan di Kelapa Gading Jakut.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pegawai KPK bersilaturahmi ke rumah penyidik senior KPK Novel Baswedan di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (17/6/2018).

Para pegawai yang tergabung dalam Wadah Pegawai KPK ini sekaligus ingin memberikan dukungan kepada Novel yang sampai saat ini kasus penyerangan yang merusak kedua matanya tak juga berhasil diungkap kepolisian.

Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo menyatakan, sudah dua kali lebaran Novel Baswedan hidup dengan satu mata setelah penyerangan pada April 2017 lalu. Ini adalah lebaran pertama Novel di Indonesia setelah penyerangan. Tahun lalu, Novel berlebaran di Singapura sembari menjalani perawatan mata kirinya yang rusak parah.

"Di tempat inilah satu tahun dua bulan lalu Bang Novel disiram air keras dalam rangka percobaan pembunuhan yang kemudian mengenai beliau dan saat ini mata beliau rusak," jelasnya.

Yudi menyampaikan, kedatangannya selain bersilaturahmi juga untuk memberikan kekuatan bahwa Novel Baswedan tak sendiri dalam menghadapi kasusnya. Begitu juga dalam proses penyembuhan matanya, pihaknya tetap memberikan dukungan.

"Kita doakan agar mata beliau bisa sembuh sediakala sehingga bisa bergabung kembali dengan KPK. Karena kami di KPK sudah rindu dengan Bang Novel," jelasnya.

 

Tunggu Penuntasan Kasus

Novel Baswedan
Penyidik senior KPK Novel Baswedan memberi keterangan terkait Musyawarah Umum Wadah Pegawai KPK di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (3/5). Masa tugas Novel sebagai Ketua Wadah Pegawai KPK periode 2016-2018 telah usai. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Penuntasan kasus penyerangan ini disampaikan Yudi tak hanya dinantikan para pegawai KPK. Tapi juga seluruh masyarakat Indonesia ingin mengetahui kelanjutan kasus ini. Masyarakat ingin mengetahui siapa pelaku penyerangan dan motifnya. Termasuk apakah pelaku tersebut orang suruhan atau pelaku utama.

"Itulah sampai sekarang belum terjawab. Kita mengharapkan ada sebuah jawaban. Kenapa? Kalau tidak ini akan jadi hal buruk bagi pemberantasan korupsi dimana kita lagi gencar memberantas korupsi," jelasnya.

Negara, kata dia, tak perlu takut melawan teror. Setiap teror yang dialami para penegak hukum harus dihentikan. "Negara dengan lembaga yang dimiliknya harus melawan teror," pungkasnya.

 

Reporter: Hari Aryanti

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya