Tim SAR Gunakan 2 Alat Canggih Cari Korban Tenggelam KM Sinar Bangun

KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba pada Senin, 18 Juni 2018.

oleh Reza Efendi diperbarui 23 Jun 2018, 18:16 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2018, 18:16 WIB
Keluarga Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba
Kerabat penumpang menunggu proses pencarian yang dilakukan tim SAR terhadap korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di pelabuhan feri Danau Toba, Sumatera Utara, Rabu (20/6). Hingga hari ketiga proses pencarian korban terus dilakukan. (AP/Binsar Bakkara)

Liputan6.com, Medan - Dua alat Multibeam Scan Sonar diturunkan untuk mencari korban dan bangkai KM Sinar Bangun yang karam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin 18 Juni lalu.

Alat pertama yang digunakan untuk mendeteksi benda dengan jarak 600 meter di dalam air sudah digunakan tim SAR gabungan, namun tidak juga membuahkan hasil.

Kepala Basarnas M Syaugi mengatakan, untuk alat Multibeam Scan Sonar kedua kemampuannya melebihi dari alat yang pertama, yaitu bisa mendeteksi dengan jarak 2.000 meter atau 2 kilometer di bawah air.

"Alat tersebut sudah di sini dan sekarang sedang kita instal. Dengan alat baru ini, kita berharap bisa melihat kapal itu," kata Syaugi, Sabtu (23/6/2018).

Selain bisa mendeteksi benda (KM Sinar) pada kedalaman 2.000 meter di bawah air, alat tersebut juga bisa mendeteksi keberadaan benda di samping kanan dan kiri dengan jarak maksimal 500 meter.

"Dengan menggunakan dua alat scan sonar, wilayah di Danau Toba ini akan kita sapu. Karena alat ini sangat canggih," ucap Syaugi.

Pada pencarian hari keenam ini, tim SAR gabungan tetap menggunakan alat Scan Sonar yang mampu mendeteksi jarak 600 meter milik Disposal Mabes TNI Angkatan Laut.

"Kita lihat di peta, keselamatan maksimal Danau Toba 550 meter, ternyata setelah didalami melebihi 600 meter," ungkapnya.

Akan Dievaluasi

Doa Keluarga Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba
Keluarga dan warga berdoa untuk penumpang yang hilang dari kecelakaan KM Sinar Bangun di Danau Toba di Pelabuhan Tigaras, Sumatra Utara, Indonesia (21/6). KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6) sore. (AFP Photo/Ivan Damanik)

Syaugi menyebut, jika nantinya kedua alat tersebut tidak mampu mendeteksi keberadaan korban hilang dan bangkai kapal, pihaknya akan kembali mengevaluasi tahap demi tahap sejak hari pertama.

"Untuk penyelam maksimal cuma 50 meter. Hari ketiga kita gunakan Remote Onderwater Vehicle (ROV) jarak 300 meter juga belum bisa melihat," sebutnya.

KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba pada Senin, 18 Juni 2018. Saat itu kapal diduga membawa 180-an penumpang dan puluhan sepeda motor. Hingga kini 21 korban sudah dievakuasi, 18 selamat dan 3 meninggal dunia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya