Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan stakeholder terkait telah mengevakuasi ribuan orang yang berada di Gili Trawangan, Gili Air, dan dan Gili Meno, tiga pulau yang terletak di barat laut Lombok, NTB. Evakuasi itu dilakukan usai gempa berkekuatan 7 Skala Richter pada Minggu 5 Agustus 2018.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ribuan orang yang dievakuasi tersebut terdiri dari wisatawan lokal, asing serta warga lokal berhasil dievaluasi.
Baca Juga
"Wisatawan di tiga Gili semua selesai dievakuasi sejak kemarin pukul 15.00 WIB. Ternyata ada 8.381 jiwa. Termasuk wisatawan, warlok (warga lokal) dan karyawan resort," kata Sutopo soal perkembangan penanganan gempa Lombok di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).
Advertisement
Petugas, lanjut dia, menggunakan 13 kapal untuk mengevakuasi ribuan jiwa tersebut. Mereka dievakuasi ke tiga pelabuhan, yakni Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Lembar, dan Pelabuhan Bangsal.
"Semuanya selamat dan tidak ada luka maupun meninggal," ujar Sutopo soal evakuasi usai gempa Lombok itu.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Keinginan Masyarakat
Dia pun menjelaskan alasan dilakukannya evakuasi di tiga Gili itu berdasarkan keinginan masyarakat dan bukan adanya perintah dari pemerintah daerah maupun pusat.
"Mereka ingin keluar karena satu, trauma dengan kejadian gempa 7 SR. Mereka merasakan guncangan yang sangat keras. Yang kedua, mereka terpancing oleh hoax tadi. Mereka tinggal di pulau kecil, apalagi kalau terjadi tsunami. Bayangannya adalah tsunami yang besar. Itu lah yang menyebabkan mereka ingin secepat-cepatnya kembali ke negaranya dan semua tertangani dengan baik," kata Sutopo.
Dia pun memastikan, kondisi di tiga Gili tersebut aman, meskipun masih ada gempa susulan yang memang merupakan hal biasa atau alamiah.
"Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air termasuk kawasan lainnya kondisinya aman dan masih dibuka. Tapi kemarin terjadi kepanikan dan eksodus besar besaran karena ada trauma dan hoax tadi," ujar Sutopo.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement