Mengintip Persiapan Upacara Umat Budha untuk Arwah Terlantar di Tangerang

Ratusan umat Budha di Tangerang, lakukan persiapan Upacara Perayaan Ulambana atau Cioko di Klenteng Boen San Bio.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 05 Sep 2018, 18:47 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2018, 18:47 WIB
Sembilan Biksu tengah memimpin proses doa Upacara Perayaan Ulambama atau Cioko, di Klenteng Boen San Bio, Kota Tangerang, Rabu (5/9/2018).
Ratusan umat Budha di Tangerang, lakukan persiapan Upacara Perayaan Ulambana atau Cioko di Klenteng Boen San Bio.

Liputan6.com, Tangerang - Ratusan umat Buddha di Tangerang, lakukan persiapan Upacara Perayaan Ulambana atau Cioko di Klenteng Boen San Bio, Pasar Baru, Kota Tangerang, Rabu (5/9/2018).

Berbagai sesembahan sudah dipersiapkan, patung Dewa Setan atau Bun Tay Siu sudah berdiri tegak setinggi 9 meter lebih. Begitu juga dengan miniatur perahu sebesar 7 meter lebih, tengah diisi berbagai sesembahan oleh umat Budha.

Kertas-kertas dan koin menyerupai uang tunai, kemudian miniatur menyerupai manusia berjenis kelamin pria dan wanita berpakaian putih, sudah siap 'berlayar' di perahu tersebut. Menurut Ketua Pelaksana kegiatan, Niman, yang mengisi berbagai sesembahan ini adalah umat Buddha yang keluarganya atau leluhurnya yang disembahyangkan.

"Semua hantaran mereka diletakan di dalam perahu itu, nanti perahu serta patung Dewa Kematian akan dibakar secara bersamaan," tuturnya, ditemui di Klenteng yang memiliki nama Vihara Nimmala itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Patung dari Kertas

Sejumlah umat Buddha tengah melakukan persiapan Upacara Perayaan Ulambana atau Cioko di Klenteng Boen San Bio. Kota Tangerang, Rabu (5/9/2018).
Ratusan umat Budha di Tangerang, lakukan persiapan Upacara Perayaan Ulambana atau Cioko di Klenteng Boen San Bio.

Patung dan miniatur perahu itu semuanya terbuat dari kertas. Sementara kerangkanya terbuat dari bambu. Nantinya akan dibakar habis, sehingga menghasilkan debu yang berterbangan di udara.

"Semua keluarga harus menyaksikan, itu seperti mengantarkan arwah leluhur ke alam sana," ujat Niman.

Makanya,sebelum prosesi puncak tersebut berlangsung, para keluarga dipandu berdoa dengan dipimpin 9 biksu. Mereka berdoa di depan patung Dewa Kematian,kemudian berkeliling 9 altar yang dihuni 9 patung dewa, barulah malam nanti akan dibakar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya