BMKG: Cuaca Ekstrem di 7 Wilayah Ini Bisa Berdampak Banjir Bandang

BMKG juga telah mengeluarkan sejumlah tanda-tanda menyusul meningkatnya curah hujan yang bisa menjadi pemicu utama banjir bandang.

oleh Maria Flora diperbarui 16 Okt 2018, 16:23 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2018, 16:23 WIB

Liputan6.com, Tanah Datar - Tim SAR masih mencari satu orang korban pasca-banjir bandang di Nagari Tanjuang Bonai, Kecamatan Lintau, 150 kilometer dari pusat Kota Padang, Sumatera Barat.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Selasa (16/10/2018), meningkatnya curah hujan meningkatkan potensi banjir bandang di sejumlah wilayah di Indonesia. BMKG meminta masyarakat waspada terhadap tanda-tanda datangnya banjir bandang.

Sementara itu, seorang korban banjir bandang hingga Kamis malam kemarin masih dicari oleh Tim SAR. Dalam data yang dihimpun di posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) setempat, korban bernama Dawirman berusia 57 tahun.

Pencarian korban dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Pencarian difokuskan di aliran Sungai Batang Tuo dengan menggunakan anjing pelacak.

Pemerintah Kabupaten Tanah Datar telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari yang berakhir pada Jumat 19 Oktober 2018. 

BMKG telah mengeluarkan peringatan potensi banjir bandang menyusul meningkatnya curah hujan yang bisa menjadi pemicu utama banjir bandang.

Sejumlah tanda-tanda harus menjadi perhatian masyarakat, seperti air sungai tiba-tiba keruh, berlumpur, berpasir dan membawa ranting kayu meski tidak hujan, air sungai naik 10 hingga 20 sentimeter dan hujan serta mendung di perbukitan hulu sungai.

Dwikorita juga memperingatkan potensi hujan ekstrem yang bisa berdampak banjir bandang selama seminggu ke depan.  Terutama di perbukitan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. (Muhammad Gustirha Yunas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya