Liputan6.com, Jakarta - Warga Yogyakarta dikejutkan dengan fenomena alam langka. Hujan es mengguyur wilayah Sleman, Yogyakarta khususnya di sepanjang Jalan Kaliurang hingga Jalan Monjali pada Selasa sore (11/3/2025), sekitar pukul 15.00 WIB kemarin.
Peristiwa ini membuat warga sekitar heboh dan banyak yang mengabadikan momen tersebut di media sosial hingga viral. Hujan es yang terjadi sekitar 10-15 menit ini disertai dengan hujan deras dan angin kencang, sehingga menyebabkan suara berisik yang membuat warga terkejut.
Advertisement
Baca Juga
Rini Purbosari, warga Perumahan Sedan Asri, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, menceritakan pengalamannya. "Baru sekarang ini terjadi, dan ini fenomena langka," ujarnya, menggambarkan betapa terkejutnya ia dan keluarganya saat mendengar suara keras dari atap rumah dan melihat butiran es bertebaran di halaman.
Advertisement
Tidak hanya di Sedan Asri, hujan es juga dilaporkan terjadi di berbagai lokasi lain di Sleman dan Kota Yogyakarta, termasuk Godean, kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Jalan Magelang, Kantor KPU Kota Yogyakarta, dan Ringroad Barat Sleman.
Ukuran butiran es bervariasi, ada yang sebesar kerikil hingga kelereng. Fenomena alam ini membuat warga kagum sekaligus khawatir.
Kesaksian Warga
Bayu Eko, warga Sleman yang merasakan hujan es di sekitar Godean, menuturkan, "Awalnya cuaca panas, terus tiba-tiba mendung dan hujan deras. Sekitar jam 15.05 WIB, dari dalam rumah saya dengar suara genteng kayak dilempar kerikil. Saya lihat keluar ternyata ada hujan es. Hujan es seukuran kerikil-kerikil itu," katanya.
Seorang warga di Jalan Magelang juga turut merasakan peristiwa tersebut. Ia menggambarkan, "Sekitar pukul 15.10, di kawasan Jalan Magelang Yogyakarta, serem berisik banget. Tadi saya pikir ada yang bocor kok bunyinya keras." Kejadian ini menunjukkan luasnya area yang terdampak hujan es di Yogyakarta.
Meskipun intensitas hujan es cukup tinggi di beberapa titik, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan signifikan yang ditimbulkan. Kejadian ini menjadi perbincangan hangat di kalangan warga Jogja dan sekitarnya.
Advertisement
Hujan Es di Kampus UGM
Hujan es antara lain juga terpantau di halaman Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman. Koordinator Bidang Protokol UGM Haryanto membenarkan kejadian hujan es yang berlangsung sekitar pukul 15.15 WIB itu.
"Benar-benar memang di lingkungan kantor pusat UGM ini terjadi hujan es," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
Menurutnya, beberapa pegawai yang berada di dalam ruangan awalnya mendengar suara hujan deras dan keluar untuk melihat keadaan. Mereka pun terkejut saat menyaksikan butiran es yang turun bersama hujan.
"Mengetahui kalau ada hujan es, teman-teman yang ada di ruangan itu pada keluar semua," beber Haryanto.
Mahasiswa Fakultas Hukum UGM, Nalya Naomi Tarigan, juga mengaku menyaksikan fenomena langka ini. Awalnya, ia hanya berniat merekam suasana hujan deras di kampus, tetapi kemudian menyadari adanya butiran es.
"Pas aku lihat videonya, ada sesuatu yang seperti mantul-mantul di tanah. Setelah diperhatikan lebih jelas, ternyata itu adalah bongkahan es," ucap Nalya.
Ia menggambarkan ukuran es yang turun tidak terlalu besar, tetapi cukup terlihat jelas. "Es batunya lumayan gede, kira-kira seukuran koin, tapi ada juga yang kecil-kecil seperti peluru karet. Ini pertama kalinya aku melihat hujan es di UGM," tambahnya.
Penjelasan BMKG Yogyakarta
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, memberikan penjelasan ilmiah mengenai fenomena hujan es ini. Ia menyatakan bahwa hujan es dipicu oleh awan Cumulonimbus yang menjulang tinggi hingga 15 kilometer dengan suhu puncak minus 7,2 derajat Celcius.
"Butiran es jatuh karena 'downdraft' atau aliran udara turun yang kuat, sehingga tidak sempat mencair sebelum mencapai tanah. Angin barat yang bertiup ke timur juga berperan," jelas Warjono, seperti dilansir Antara.
Selain hujan es, fenomena ini juga disertai angin kencang dan petir, yang semakin menambah dramatisnya peristiwa alam tersebut. Penjelasan BMKG ini memberikan pemahaman ilmiah mengenai fenomena langka yang terjadi di Yogyakarta.
Advertisement
Kerap Terjadi di Masa Peralihan Musim
Warjono menambahkan bahwa cuaca ekstrem semacam ini kerap terjadi pada masa peralihan musim, yakni dari musim hujan ke musim kemarau.
"Masa peralihan ini kan dari bulan Maret sampai di bulan April, jadi potensi sampai bulan April pun masih ada potensi untuk terjadinya hujan ekstrem," ujarnya.
Peristiwa hujan es di Yogyakarta ini menjadi pengingat akan kekuatan alam dan pentingnya kewaspadaan terhadap perubahan cuaca ekstrem. Meskipun belum ada kerusakan berarti, pengalaman ini memberikan pembelajaran berharga bagi warga Yogyakarta untuk lebih siap menghadapi fenomena alam yang tidak terduga.
Meskipun fenomena ini terbilang langka, peristiwa ini juga menjadi bukti betapa dinamisnya iklim di Indonesia. Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap perubahan cuaca dan mengikuti informasi terkini dari BMKG.
