Cara PWNU DKI Sambut Hari Santri Nasional

Beragam cara dilakukan masyarakat dalam merayakan Hari Santri Nasional. PWNU DKI memiliki cara tersendiri dalam merayakan hari tersebut.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 24 Okt 2018, 20:50 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2018, 20:50 WIB
PWNU DKI
PWNU DKI gelar bedah dalam merayakan Hari Santri Nasional. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam momen menyambut Hari Santri Nasional, PWNU DKI Jakarta menggelar acara bedah buku berjudul 'Peta Jalan NU Abad Kedua'.

Wakil Sekretaris PWNU DKI Djunaidi Sahal mengatakan, selain menyambut Hari Santri Nasional, ini juga bagian dari menyambut Muskerwil II PWNU DKI Jakarta pada 26-27 Oktober 2018 mendatang.

"Diharapkan para pengurus PWNU beserta badan otonom dan lembaga-lembaga di bawah PWNU DKI yang akan melakukan Mukerwil mengerti akan tantangan NU ke depan," ucap Djunaidi dalam keterangannya, Rabu (24/10/2018).

Sebagai contoh, masih kata dia, di DKI saja secara organisasi bahkan tidak mempunyai lembaga pendidikan, rumah sakit atau klinik, dan lainnya.

"Semoga kepengurusan NU DKI sekarang bisa menanamkan ide-ide dan menjadi gerakan sosial yang lebih nyata," ungkap Djunaidi.

Sementara itu, penyunting buku tersebut, yang juga Anggota DPD RI dari DKI Jakarta, Abdul Aziz, menuturkan, buku tersebut merupakan kompilasi dari sejumlah diskusi terkait NU dengan berbagai tokoh.

"Buku ini merupakan hasil diskusi dua tahun lebih sejak menjelang Muktamar di Jombang. Banyak pikiran dan kritik-kritik terhadap NU yang melihat sebenarnya NU ini besar atau kecil? Dan sebagainya. Itulah yang membuat penulisannya agak panjang," jelas Aziz.

Dia menjelaskan, buku ini sangat menarik karena di dalamnya mengupas mulai dari kritik apakah NU sejak berdiri hingga sekarang sudah on the track atau belum. Juga dikupas mengenai hal-hal global hingga teknis yang perlu dilakukan NU.

"Buku ini juga menawarkan jalan baru dengan berbagai catatan bahwa kondisi terus dinamis. Kalau NU statis begini- begini saja, jangan heran kalau NU ditinggalkan. Jadi selain kegelisahan tentang NU, juga ada solusi. Juga ada tawaran identitas kebangsaan. Dan yang menarik ada semacam futuristik tentang NU," pungkasnya.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya