Liputan6.com, Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, runtuhnya jembatan Kukar Kartanegara, Kalimantan Barat, 26 November 2011 lalu, disebabkan ketidaksempurnaan konstruksi bangunan sebagai dampak dari tenaga ahli yang kurang pengalaman (lack of knowledge). "Pengalaman kita belum banyak," ujar Djoko dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (11/1) petang.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Identifikasi Teknik dan Evaluasi Runtuhnya Jembatan Kukar, Iswandi Imran, mengatakan, penyebab insiden terkait banyak hal, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, operasional hingga pemeliharaan. Keruntuhan jembatan dinilai bersifat sequential (sambungan) dan kumulatif.
"Sehingga memperparah menuju kegagalan struktur. Jadi proses keruntuhan dipicu terjadinya akumulasi tegangan dari berbagai faktor, termasuk adanya pelemahan dan stress concentrations pada sistem sambungan antara batang hanger dengan kabel utama sebagai elemen kritis struktur," paparnya.
Kegagalan sistem sambungan, menurut Iswandi, akibat akumulasi masalah sejak fase perencanaan pembangunan jembatan. Pemeliharaan (maintenance) yang terjadwal juga menjadi salah satu faktor.
"Pekerjaan pemeliharaan yang menurut informasi melibatkan pekerjaan jacking (pengencangan) kemungkinan besar menimbulkan tegangan yang melampui kekuatan material sambungan, sehingga terjadi pelemahan akibat fatik, fraktur, korosi, dan stress contrentration," imbuhnya. "Sayangnya kondisi ini tidak diatasi dengan meminta masukan atau saran dari praktisi luar negeri."
Golden Gate, penghubung utama Kota Tenggarong dengan sejumlah kota lain di Kaltim, tiba-tiba ambruk pada Sabtu (26/11) sekitar pukul 16.00 WIB. Puluhan pengguna jembatan tewas dan belasan mobil tenggelam di antara reruntuhan jembatan.(WIL/SHA)
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Identifikasi Teknik dan Evaluasi Runtuhnya Jembatan Kukar, Iswandi Imran, mengatakan, penyebab insiden terkait banyak hal, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, operasional hingga pemeliharaan. Keruntuhan jembatan dinilai bersifat sequential (sambungan) dan kumulatif.
"Sehingga memperparah menuju kegagalan struktur. Jadi proses keruntuhan dipicu terjadinya akumulasi tegangan dari berbagai faktor, termasuk adanya pelemahan dan stress concentrations pada sistem sambungan antara batang hanger dengan kabel utama sebagai elemen kritis struktur," paparnya.
Kegagalan sistem sambungan, menurut Iswandi, akibat akumulasi masalah sejak fase perencanaan pembangunan jembatan. Pemeliharaan (maintenance) yang terjadwal juga menjadi salah satu faktor.
"Pekerjaan pemeliharaan yang menurut informasi melibatkan pekerjaan jacking (pengencangan) kemungkinan besar menimbulkan tegangan yang melampui kekuatan material sambungan, sehingga terjadi pelemahan akibat fatik, fraktur, korosi, dan stress contrentration," imbuhnya. "Sayangnya kondisi ini tidak diatasi dengan meminta masukan atau saran dari praktisi luar negeri."
Golden Gate, penghubung utama Kota Tenggarong dengan sejumlah kota lain di Kaltim, tiba-tiba ambruk pada Sabtu (26/11) sekitar pukul 16.00 WIB. Puluhan pengguna jembatan tewas dan belasan mobil tenggelam di antara reruntuhan jembatan.(WIL/SHA)