Giant Sea Wall Dianggap Jurus Tepat Atasi Banjir Rob Jakarta

Firdaus menjelaskan, NCICD pengembangan lebih terpadu dari giant sea wall.

oleh Muhammad Ali diperbarui 10 Des 2018, 20:33 WIB
Diterbitkan 10 Des 2018, 20:33 WIB
Air Laut Pasang, Muara Baru Dilanda Bajir Rob
Pengendara mendorong motornya saat melintasi banjir rob di kawasan Muara Baru, Jakarta, Rabu (6/11). Air laut pasang yang terjadi mengakibatkan sejumlah wilayah dilokasi tersebut terendam banjir rob. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Air dan Sumber Daya Air, Firdaus Ali mengatakan Ibu Kota Jakarta membutuhkan giant sea wall untuk mencegah terjadinya banjir rob.

Firdaus mengatakan, saat ini giant sea wall dikembangkan menjadi national capital integrated coastl development (NCICD). Menurut dia, proyek tanggul pantai tetap berjalan namun kendalinya di bawah pemerintah pusat yakni Kementerian PUPR.

“Sekarang namanya NCICD (national capital integrated coastal development) dan itu tetap jalan. Sekarang dibawah Kementerian PUPR,” kata Firdaus di Jakarta, Senin (10/12/2018).

Menurut dia, program NCICD ini bukan hanya Pemerintah Provinsi DKI saja tapi juga melibatkan Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kini, perencanaannya sedang dimatangkan pemerintah pusat.

“Itu sedang dimatangkan perencanaannya di Kementerian PUPR dengan melibatkan tenaga ahli Belanda, Korea, Jepang dan Indonesia,” ujarnya.

Firdaus menjelaskan, NCICD pengembangan lebih terpadu dari giant sea wall. Karena giant sea wall hanya membangun tanggul saja, tapi NCICD akan mengaitkan dengan pengembangan kawasan dan wilayah.

“Aspek macam-macam lingkungan, keterpaduan, finansial ekonomi, pengembangan kawasan pantai, tanggul juga akan dijadikan jalur untuk kereta api dan tol sehingga orang tidak perlu lagi masuk ke dalam kota,” jelas dia.

Misalkan, kata Firdaus, dari Cikarang, Bekasi nanti bisa melalui pinggir pantai yang dibangun tanggul itu sampai ke daerah Banten. Sehingga, beban transportasi terutama truk-truk kendaraan berat itu tidak lagi masuk ke dalam kota termasuk Priok.

“Intinya sama tapi lebih dikembangkan, kalau cuma giant sea wall itu gunanya bikin tanggul saja. Tapi kalau ini (NCICD) kan tidak, di atas tanggul itu akan ada macam-macam nanti, ada tanggul baru, ada jalur kereta api, ada jalan tol, ada perumahan nelayan, penampungan nelayan,” katanya.

 

Studi Segera Rampung

Banjir Rob Muara Baru
Sebuah mobil terparkir di jalanan yang terendam banjir rob di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (7/12). Rob tinggi membuat tanggul tidak mampu menahan air laut sehingga membanjiri jalanan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ia berharap program tanggul pantai NCICD ini bisa segera rampung studi atau desainnya tahun akhir 2018, namun memang tampak akan diperpanjang studi atau desainnya sampai akhir 2019.

“Kalau semuanya smooth, tahun 2020 harusnya sudah groundbreaking. Karena ini untuk menahan rob dan kedua juga Jakarta tidak tenggelam,” tandasnya.

Gubernur DKI Anies Baswedan sebelumnya menilai proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di utara Jakarta harus dipertimbangkan ulang. Menurut dia, Jakarta butuh pembangunan tanggul pantai.

"Yang benar-benar dibutuhkan di Jakarta adalah tanggul pantai. Jadi, wall yang sepanjang pesisir pantai kita,” kata Anies.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya