Sebelum Terjadi Tsunami, Gunung Anak Krakatau Beberapa Kali Meletus

Dia menambahkan, tsunami terjadi diduga akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

oleh Muhammad Ali diperbarui 23 Des 2018, 07:53 WIB
Diterbitkan 23 Des 2018, 07:53 WIB
Ilustrasi tsunami
Gelombang tinggi di laut Gunung Kidul Yogyakarta. (Liputan6.com/Sunariyah)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan BMKG telah membenarkan tsunami menerjang di Selat Sunda. Terjangan tsunami terjadi di antaranya di pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.

"Tsunami terjadi pada 22/12/2018 sekitar pukul 21.27 WIB.

Tsunami bukan dipicu oleh gempabumi. Tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan, Minggu (23/12/2018).

Dia menambahkan, tsunami terjadi diduga akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Pada saat bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama.

"Jadi ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang," ujar dia.

Badan Geologi, kata dia, mendeteksi pada Sabtu 22 Desember 2018, pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali. Kondisi ini menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.

"Namun seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan). Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami," ujar dia.

Sebelumnya pada pukul 17.22 WIB kemarin, Gunung Anak Krakatau juga erupsi. Tim Patroli Kepulauan Krakatau BKSDA Bengkulu Lampung memantau tinggi kolom abu vulkanik mencapai sekitar 1.838 m di atas permukaan laut.

Data korban tsunami sementara hingga Minggu (23/12/2018) pukul 04.30 WIB, tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak.

"Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak di data," ujar dia.

Masyarakat diimbau tetap tenang. Jangan terpancing isu yang menyesatkan yang disebarkan oleh pihak yang tidak jelas.

"Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di pantai Selat Sunda untuk sementara waktu. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan penelitian lebih lanjut.

BNPB telah berada di lokasi bencana mendampingi BPBD," ujar Sutopo.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya