Liputan6.com, Jakarta - Resah dan gelisah, inilah yang dirasakan 64 keluarga korban Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang Oktober tahun lalu. Betapa tidak, hingga kini nasib keluarga mereka yang menjadi korban belum ada kejelasan.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Kamis (24/1/2019), mereka kini harus segera angkat kaki dari hotel yang selama ini ditinggali sejak awal. Mereka mengaku belum ada informasi yang jelas dan kesepakatan terkait penghentian fasilitas penginapan dan ditutupnya posko krisis Lion Air.
Meski demikian, keluarga korban Lion Air PK LQP memilih untuk bertahan dan menunut pihak Lion Air segera membuka posko yang baru.
Advertisement
"Kalau misalnya saya harus check out dari Ibis di Cawang, tentukan kemana kami harus check in. Ini mereka hanya bicara kami belum menentukan. Nanti dikemudian hari baru kami tentukan, artinya kami harus keluar dari Hotel Ibis Cawang ini," kata Nueis, salah satu keluarga korban Lion Air jatuh.
Sementara itu, rilis yang dikeluarkan management Lion Air per tanggal 23 Januari 2019, menyebutkan mulai tanggal 24 Januari 2019 posko layanan pindah dari Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, ke Hotel Ibis Slipi, Jakarta Barat.
Posko dibuka mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dengan mengutamakan pelayanan notaris dan konsultasi dokumen perlengkapan asuransi.
Dalam rilis juga disebutkan fasilitas akomodasi dan transportasi juga tetap disediakan meskipun tidak disebutkan secara jelas apakah lokasi penginapan untuk keluarga sama dengan posko yang baru. (Rio Audhitama Sihombing)
Posko Krisis Pencarian Korban Lion Air di Hotel Ibis Cawang Ditutup