HEADLINE: Head to Head Jokowi Vs Prabowo di Debat Keempat, Akan Ada Kejutan?

Debat keempat pilpres bertema ideologi, pemerintahan, keamanan, dan hubungan internasional.

oleh Nila Chrisna YulikaMuhammad Radityo PriyasmoroRatu Annisaa Suryasumirat diperbarui 30 Mar 2019, 00:03 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2019, 00:03 WIB
Peluk Hangat Jokowi - Prabowo Akhiri Debat Perdana Pilpres 2019
Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden Jokowi dan Prabowo Subianto kembali dipertemukan di ajang debat keempat Pilpres 2019 yang diselenggarakan pada Sabtu, 30 Mei 2019 di Hotel Shangri-La.

Kedua capres tersebut akan head to head dalam debat bertema ideologi, pemerintahan, keamanan, dan hubungan internasional.

Baik Prabowo dan Jokowi mengklaim menguasai tema debat ini. Lalu, apa yang akan ditonjolkan keduanya untuk menarik suara pemilih?

Juru Bicara Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syandzily menyebut, ada beberapa hal yang patut ditonjolkan Jokowi saat debat. Misalnya, dalam hal ideologi, Pemerintahan Jokowi telah membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Ini adalah wadah yang bertugas melakukan pembinaan ideologi Pancasila agar menjadi pandangan, pedoman dan pegangan hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Kemudian Indonesia juga sebagai (negara dengan) penduduk muslim terbesar di dunia, telah menunjukkan kekhasannya sebagai Islam yang toleran, Islam yang sakinah. Nah, itu menunjukkan keunggulan dari Jokowi," ujar Ace kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Selain itu, kata Ace, Jokowi juga telah membuat perppu tentang larangan organisasi masyarakat anti-Pancasila.

"Tindakan itu dilakukan dalam rangka melindungi Pancasila dan NKRI. Langkah pembubaran HTI kemudian dibenarkan menurut ketentuan hukum hingga ke tingkat kasasi Mahkamah Agung," kata dia.

Kemudian, kata Ace, di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia dipercaya menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020. Kemudian, dalam hal perlindungan warga negara, kata Ace, Jokowi telah menyelesaikan 73.503 kasus yang menjerat WNI di luar negeri.

Dalam debat, kata Ace, kebebasan Siti Aisyah juga akan ditonjolkan Jokowi sebagai bentuk keberhasilan diplomasi Indonesia terhadap perlindungan WNI di luar negeri.

Siti Aisyah sempat diperkarakan di Negeri Jiran, Malaysia dalam kasus pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

"Itu (kebebasan Siti Aisyah) salah satu di antara keberhasilan diplomasi Indonesia. Perlindungan terhadap warga negara di luar negeri itu adalah bagian dari hubungan internasional, peran yang dimainkan oleh pemerintah di luar negeri," kata Ace.

Lalu, mengenai tata kelola pemerintahan, kata dia, Jokowi telah memangkas LNS (lembaga non struktural) dengan mengintegrasikan dengan kementerian, sistem pemerintahan berbasis elektronik seperti online single submission (OSS), deregulasi dan debirokratisasi untuk mempermudah usaha.

Kemudian, reformasi perencanaan dan penganggaran seperti money follows program, peningkatan kesejahteraan ASN, dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.

Itulah, kata Ace, yang akan menjadi andalan Jokowi saat debat keempat ini.

Sementara, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Arsul Sani mengatakan pihaknya telah memberikan masukan terkait tema ideologi kepada Jokowi untuk debat besok.

"Tapi sekali lagi ini akan tergantung pertanyaan nanti yang keluar apa, itu hal-hal yang terkait deradikalisasi dan kontra-radikalisasi," kata Arsul.

Menurutnya ada beberapa penekanan dalam bernegara. Sehingga suatu paham yang beredar di masyarakat tidak langsung disebut radikal. Karena itu, lanjut Arsul, TKN meminta Jokowi untuk lebih menekankan permasalahan deradikalisasi.

"Itu yang kira-kira kita ingin kami mengusulkan ke Pak Jokowi untuk di-highlight. Tetapi tentu harus nyambung dengan pertanyaannya. Kalau enggak nyambung, enggak bisa juga," pungkas Arsul.

Infografis Isu Panas Debat Capres Jokowi Vs Prabowo
Infografis Isu Panas Debat Capres Jokowi Vs Prabowo. (Liputan6.com/Abdillah)

Di sisi lain, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Ferdinand Hutahaean mengklaim, Prabowo juga sangat menguasai tema debat keempat ini.

"Seorang mantan jenderal paham betul hubungan internasional," kata Ferdinand kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Saat debat nanti, kata Ferdinand, Prabowo akan lebih banyak menonjolkan kelemahan Jokowi. Menurutnya, di masa pemerintahan Jokowi peran Indonesia di dunia internasional hampir hilang.

"Beliau (Jokowi) tidak mengambil peran di dunia internasional. Beliau punya keterbatasan komunikasi, terlihat di berbagai forum internasional beliau tidak nyaman," ujar Ferdinand.

Di sidang umum PBB, kata Ferdinand, Jokowi juga tidak hadir. "Dulu kita menjadi penentu di forum PBB, banyak negara yang mendengarkan pendapat kita. Kita akan mengembalikan peran Indonesia itu," kata dia.

Sementara, kata Ferdinand, Prabowo tidak akan menonjolkan kontribusinya di dunia internasional dalam debat. Sebab, kata dia, mantan Danjen Kopassus itu akan fokus pada kinerja Jokowi.

"Saya kira tidak akan menonjolkan Pak Prabowo, intinya saat debat nanti akan menyampaikan kepada publik kelemahan dan kekurangan Jokowi dan akan memberi solusinya," ucap Ferdinand.

Prabowo, kata Ferdinand, akan memberikan kejutan kepada Jokowi saat debat. "Pak Prabowo akan sedikit menyentil, nanti pokoknya akan membuat Pak Jokowi kaget," tandas Politikus Partai Demokrat itu.

Kemudian, Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Fadli Zon mengatakan, dalam debat besok, Prabowo akan lebih banyak improvisasi.

"Saya kira ini bagian dari Pak Prabowo bukan hanya menguasai teori tapi yang mengalami gitu ya. Saya kira itu nanti lebih banyak spontanitas dari Pak Prabowo," kata Fadli.

Fadli mengatakan, Prabowo sangat menguasai materi pertahanan dan kemananan. Lanjutnya, dengan pengalamannya di militer justru akan memberi keuntungan dalam debat capres melawan Jokowi.

Politikus Partai Gerindra ini juga yakin Prabowo akan memberikan debat berbasis data yang nyata. Bukan data atau konsep yang salah.

"Ya bukan debat managerial. Jadi debat presidential itu ya debatnya itu elegan dan juga bicara tentang satu filosofis. Konsep atau visi misi bukan data-data, yang kemudian data-datanya pun salah gitu," ucapnya.

Ajang Menarik Dukungan

20161031-Presiden Jokowi Temui Prabowo Subianto-Bogor
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersantai sambil menaiki kuda di halaman kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Senin (31/10). Keduanya usai melakukan pertemuan tertutup selama hampir 2 jam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pengamat politik dari Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) Arya Fernandes mengungkapkan, tema debat capres kali ini sangat penting.

Sebab, bakal ada banyak pertanyaan dari masyarakat. Misalnya, pengisian jabatan sipil oleh TNI. Beberapa waktu lalu, Jokowi mengangkat Letnan Jenderal TNI Doni Monardo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang seharusnya dijabat oleh sipil.

"Lalu soal transparansi, reformasi birokrasi, juga soal seleksi ASN berdasarkan aspek meritokrasi, atau isu tentang jual beli jabatan misalnya," kata Arya kepada Liputan6.com di Jakarta.

Kemudian, kata Arya, dalam tema luar negeri, hal yang bakal disoroti adalah soal posisi Indonesia pada perang dagang antara Amerika dan China.

"Juga posisi Indonesia dalam misi perdamaian Palestina atau peran Indonesia dalam konflik Rohingya," kata dia.

Isu-isu tersebutlah yang akan disorot oleh publik, untuk itu, kata Arya, debat keempat ini menjadi kesempatan kedua kandidat itu untuk menarik pemilik suara.

"Itu harus menjadi catatan dua kandidat gimana mereka mampu menarik perhatian. Karena debat ini punya daya tarik luar biasa," tandas Arya.

Pengamat politik dari Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno juga menilai debat keempat ini sangat penting bagi kedua calon presiden.

Sebab, dengan mengangkat tema ideologi, keduanya bisa menjelaskan soal kabar adanya isu ancaman terhadap Pancasila. Di mana selama 6 bulan berkampanye, banyak berseliweran isu bahwa Prabowo didukung oleh kelompok radikal anti-Pancasila sementara Jokowi didukung oleh islam moderat.

"Dalam debat keempat ini, menjadi momentum untuk menjelaskan apakah benar ada kelompok yang ingin membangkitkan ideologi yang merongrong Pancasila," kata Adi kepada Liputan6.com.

Kemudian, kata Adi, debat keempat ini bisa dimanfaatkan kedua calon untuk menarik dukungan. Bagi Jokowi, kata dia, pembubaran HTI bisa jadi senjata untuk menunjukkan kesuksesannya dalam menjaga ideologi Pancasila.

"Jokowi bisa sesumbar ada success story, dapat menunjukkan tidak ada kompromi untuk kelompok radikal," kata dia.

Sementara Prabowo, belum ada hal yang bisa ditonjolkan. "Kalau Jokowi soal pembubaran HTI, kita akan melihat bagaimana Prabowo akan mengatasi hal ini dalam debat," ujar dia.

Untuk itu, menurut Adi, bagimana kedua kandidat menjelaskan soal isu ideologi ini akan sangat menentukan arah dukungan pemilik suara.

Persiapan Debat Jokowi Vs Prabowo

Peluk Hangat Jokowi - Prabowo Akhiri Debat Perdana Pilpres 2019
Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi mengaku tak memiliki persiapan khusus menjelang debat Pilpres, yang digelar Sabtu 30 Maret 2019 besok. Bahkan, Jokowi juga tak melakukan simulasi untuk menghadapi debat antar-capres ini.

"Enggak lah (simulasi), dulu (debat) awal itu saja dengan Kiai Haji Ma'ruf Amin kami melakukan simulasi, biasa saja," ucap Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Jumat (29/3/2019).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun telah menyiapkan data seputar tema debat.

"Ya tergantung pertanyaannya, kalau enggak ditanya data masa dikeluarin data," ucap Jokowi.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Rosan Roeslani, menjelaskan Jokowi tidak melakukan persiapan debat lantaran padatnya jadwal kampanye. Namun, Rosan memastikan bahwa Jokowi pasti akan siap dalam menghadapi debat capres nanti.

"Ya, kalau debat capres bapak presiden sih tidak ada persiapan yang khusus karena ini kan yang sudah beliau lakukan sehari-hari ya, dalam kegiatan beliau," tutur Rosan.

Meski disibukkan dengan kampanye, Rosan mengaku bahwa Jokowi pastinya sudah menyiapkan kejutan untuk masyarakat yang akan menyaksikan debat.

Ia pun meminta agar masyarakat bersabar untuk melihat langsung bahasan yang akan disampaikan Jokowi saat debat.

"Ya kalau kita ceritain nanti enggak seru, silakan nanti disaksikan langsung saat debatnya ya," tandas Rosan.

Sementara, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Ferdinand Hutahaean mengatakan, Prabowo tak melakukan persiapan khusus untuk menghadapi debat keempat ini. Bahkan saat ini Prabowo masih kampanye di Karawang dan Bogor.

"Tidak ada persiapan, beliau hanya melihat fakta dan data yang lewat saja," kata Ferdinand kepada Liputan6.com di Jakarta.

Sementara, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir mengatakan, Jokowi memanfaatkan sisa waktu jelang debat keempat dengan melakukan simulasi, Jumat (29/3/2019) malam. Kesempatan itu dia gunakan di sela-sela kesibukannya usai menghadiri kampanye terbuka di sejumlah daerah.

"(Agenda malam ini) simulasi saja. Beliau bisa simulasi sekalian juga mulai melihat bahan-bahan yang akan menjadi bahan debat," ujar Erick Thohir di The Hall, Senayan City, Jakarta.

Erick mengatakan Jokowi tidak memiliki persiapan khusus menghadapi debat melawan Prabowo Subianto pada Sabtu 30 Maret nanti. Apalagi kampanye terbuka sudah dimulai.

"Kita tahu beliau sama saya sendiri kan baru mendarat tadi malam, dan sulit lah dalam kampanye terbuka kalau kita tidak mempersiapkan juga waktunya sangat mepet, bahkan kita itu sudah menjalankan satu hari bisa dua provinsi, bisa satu titik, dua, tiga kegiatan," tutur Erick.

Sementara, Juru Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Nizar Zahro mengatakan persiapan khusus memang tak perlu dilakukan karena Prabowo sangat menguasai tema debat keempat.

"Pak Prabowo sangat familiar dengan tema nanti. Beliau dibesarkan sebagai militer sehingga sangat menguasai persoalan-persoalan yang berkaitan dengan ideologi, pemerintahan, keamanan, pertahanan dan hubungan internasional," kata Nizar.

Sama dengan sebelumnya, debat kali ini juga memiliki 6 segmen. Pada segmen pertama adalah penyampaian visi-misi, sementara segmen kedua dan ketiga berupa pertanyaan dari tim panelis. Selanjutnya segmen keempat merupakan debat ekploratif. Segmen kelima menjadi ajang kedua kandidat saling mengajukan pertanyaan bebas yang mengacu pada tema. Ditutup dengan segmen keenam yang merupakan pernyataan penutup dari kedua kandidat.

Beberapa stasiun televisi yang  menyelenggarakan debat  adalah Metro TV, SCTV, dan Indosiar. Debat Capres keempat ini akan digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta.

Berbeda dengan debat sebelumnya yang dipandu oleh Alfito Deannova dan Putri Ayuningtyas, pada debat keempat kali ini dipandu oleh Retno Pinasti dan Zulfiqar Naghi.

Retno Pinasti adalah pembawa berita SCTV ini adalah alumni UGM, Yogyakarta. Pada tahun 2014, wanita dengan potongan rambut sebahu ini pernah memperoleh penghargaan Best Talkshow Presenter Nominee dalam KPI Awards.

Sedangkan Zulfiqar Naghi adalah presenter berita FOKUS Indosiar. Ia mengawali kariernya sebagai model, bintang iklan hingga pemain sinetron sebelum akhirnya terjun ke dunia berita.

Tahun 2013 ia bergabung dengan Indosiar dan membuat program Jeng Patrol yang kini hadir sebagai salah satu program unggulan di News Indosiar.

 

Saksikan video berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya