Liputan6.com, Jakarta - Hati Ismiyati berbunga-bunga saat mengetahui bakal ikut dalam penerbangan pesawat Sukhoi Superjet 100. Pesawat buatan Rusia itu akan melakukan joy flight dengan rute penerbangan Halim Perdanakusuma, Pelabuhan Ratu, dan kembali lagi ke Bandara Halim.
Dalam catatan Sejarah Hari Ini (Sahrini) Liputan6.com, sebagai wartawan yang baru enam bulan bergabung di Trans TV, pengalaman ini bakal menjadi momen yang tak terlupakan. Ia akan terbang bersama 50 orang lainnya, termasuk kru pesawat asli dari Rusia pada Rabu 9 Mei 2012.
"Adik kami itu kali pertama kali naik pesawat. Makanya ia merasa senang saat menjalankan tugas peliputan pesawat," kata kakak Ismiyati, Nuni, di Kompleks Griya serdang Indah Blok D3, Serang, Kamis 10 Mei 2012 lalu.
Advertisement
Tak ayal, sebelum mengudara dengan burung besi, Ismiyati pun mengabarkan kepada orangtuanya tercinta melalui telepon selular beberapa jam sebelum terbang. Ia minta didoakan agar lancar dan selamat dalam penerbangan bersama Sukhoi Superjet itu.
Namun takdir berkata lain. Ismi dan empat wartawan lainnya tidak sempat melaporkan hasil peliputannya. Pesawat yang dinaikinya tiba-tiba menghilang dan putus kontak dengan menara di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 itu diketahui mengalami kecelakaan. Burung besi yang dikendalikan pilot Alexander Yablonstev hancur berkeping keping setelah menabrak tebing Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sehari setelah kecelakaan, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mendirikan sebuah komisi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet tersebut. Komisi ini dipimpin Menteri Industri dan Perdagangan, Slyusar Yury.
Pada Sabtu 12 Mei 2012, dua pesawat Rusia Ilyushin 76 tiba di Bandara Halim Perdanakusuma untuk ikut membantu pencarian jenazah.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Kronologi Kejadian
Setelah melakukan investigasi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan hasilnya terkait penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 tersebut. Pemaparan hasil investigasi disampaikan bersama Kementerian Perhubungan di Jakarta pada Selasa 18 Desember 2012 lalu.
Dalam keterangannya, Tatang Kurniadi yang kala itu menjadi Ketua KNKT menjelaskan detik demi detik kronologi jatuhnya pesawat nahas buatan Rusia tersebut. Berikut kronologi yang dipaparkan KNKT:
Pada pukul 14.20 WIB, pesawat tinggal landas dari landasan 06 bandara Halim Perdana Kusuma. Kemudian berbelok ke kanan hingga radial 200 HLM VOR dan naik ke ketinggian 10.000 kaki. Pada pukul 14.24 WIB, pilot melakukan komunikasi dengan Jakarta Approach dan memberikan informasi bahwa pesawat telah berada pada radial 200 HLM VOR dan telah mencapai ketinggian 10.000 kaki.
Kemudian, pada pukul 14.26 WIB, pilot minta ijin turun ke ketinggian 6.000 kaki serta untuk membuat orbit (lintasan lingkaran) ke kanan. Ijin tersebut diberikan oleh petugas Jakarta Approach. Tujuannya agar pesawat tidak terlalu tinggi untuk proses pendaratan di Halim menggunakan landasan 06.
Pada pukul 14.32 WIB lewat 26 detik, berdasar waktu yang di Flight Data Recorder/FDR (black box) pesawat menabrak tebing Gunung Salak pada radial 198 dan 28 Nm HLM VOR, atau pada koordinat 06-42'45"S 106-44'05"E dengan ketinggian sekitar 6000 kaki di atas permukaan laut.
38 Detik sebelum benturan, Terrain Awareness Warning System (TAWS) memberikan peringatan berupa suara; "Terain Ahead, Pull Up" dan diikuti enam kali "Avoid Terrain." Pilot In Command (PIC) mematikan (inhibi) TAWS tersebut karena berasumsi bahwa peringatan-peringatan tersbut diakibatkan oleh database yang bermasalah.
7 Detik menjelang tabrakan terdengar peringatan berupa "Landing Gear Not Down" yang berasal dari sistem peringatan pesawat. Peringatan "Landing Gear Not Down" aktif apabila pesawat pada ketinggian kurang dari 800 kaki diatas permukaan tanah dan roda pendarat belum diturunkan.
Lantas, pada pukul 14.50 WIB, petugas Jakarta Approach menyadari bahwa target pesawat Sukhoi RRJ95B sudah hilang dari layar radar. Tidak ada bunyi peringatan sebelum lenyapnya titik target dari layar radar.
Pada 10 Mei 2012, keesokan harinya, Basarnas berhasil menemukan lokasi pesawat. Semua awak pesawat dan penumpang meninggal dalam kecelakaan ini, serta pesawat dalam kondisi hancur.
Dan pada 15 Mei 2012, Cockpit Voice Recorder (CVR) telah ditemukan dalam keadaan hangus akan tetapi memory module dalam keadaan baik dan berisikan dua jam rekaman dengan kualitas yang baik. Pada 31 Mei 2012, Flight Data Recorder (CVR) ditemukan dalam keadaan baik dan berisikan 150 jam rekaman dari 471 parameter.
Kedua flight recorder (black box) ini dibaca di laboratorium milik KNKT oleh ahli dari KNKT dan disaksikan oleh ahli dari Rusia. Seluruh parameter berhasil didownload dan dari hasil download tersebut tidak ditemukan adanya indikasi kerusakan pada sistem pesawat selama penerbangan.
Hasil simulasi yang dilakukan setelah kejadian diketahui bahwa, TAWS berfungsi dengan baik dan memberikan peringatan dengan benar. Simulasi juga menunjukan bahwa benturan dapat dihindari jika dilakukan tindakan menghindar (recovery action) sampai dengan 24 detik setelah peringatan TAWS yang pertama.
Pelayanan Jakarta Radar belum mempunyai batas minimum untuk melakukan vector pada suatu daerah tertentu, dan minimum safe altitude warning (MSAW) yang ada pada sistem tidak memberikan peringatan pada petugas Jakarta Approach sampai dengan pesawat menabrak.
Â
Advertisement
10 Hari Evakuasi Korban
Seluruh relawan dalam misi evakuasi dan pencarian korban dan puing pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terasa lega setelah Badan SAR Nasional menyatakan operasi resmi berakhir pada Jumat.
"Evakuasi dihentikan pada hari ini, setelah 10 hari dilakukan pencarian korban," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Daryatmo dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jumat sore, 18 Mei 2012.
Menurut dia, seperti dilansir Antara, dalam pencarian hari ke-10 belum ditemukan lagi tanda-tanda korban pesawat di sekitar lokasi kejadian.
Namun dia menekankan evakuasi bisa saja dijalankan kembali jika tim SAR menemukan jasad korban di lokasi kecelakaan pesawat.
Posko Cimelati
Sebelumnya Posko musibah Sukhoi di Cimelati, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi juga dinyatakan ditutup sementara untuk proses evakuasi korban dan operasi kemanusiaan bagi korban pesawat nahas ini.
"Penutupan posko ini bersifat sementara, jika memang diperlukan posko ini akan dibuka kembali untuk melanjutkan operasi SAR," kata Koordinator Posko Cimelati Soma Suparsa kepada wartawan, Jumat.
Menurut dia, penutupan itu tidak menunggu keputusan dari Basarnas karena posko ini dibuka dari inisiatif dari para relawan yang peduli terhadap peristiwa jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet-100 yang jatuh di kawasan Gunung Salak.
Selain itu, Posko itu juga dekat dengan lokasi jatuhnya pesawat sehingga untuk membantu tim SAR gabungan melalui Posko ini seperti memasok logistik dilakukan melalui jalur darat.
"Posko ini beroperasi secara resmi selama delapan hari, fungsi utama Posko ini adalah memasok logistik dari darat tetapi bisa berfungsi untuk jalur evakuasi dan selama operasi SAR ini satu kantong jenazah berisi korban berhasil dievakuasi melalui jalur ini," tambahnya.
Sementara untuk sisa logistik yang masih tersisa di posko tersebut, ia mengatakan, pihaknya menyerahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk kepentingan sosial lainnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo mengatakan, pihaknya masih tetap bersiaga dan jika dibutuhkan kembali anggotanya siap kembali melanjutkan operasi Sukhoi ini.
"Penutupan posko ini tidak mempengaruhi kegiatan operasi Sukhoi karena kami pun tetap bersiaga jika diperlukan untuk membatu para tim SAR yang masih bertahan di lokasi jatuhnya pesawat," kata Usman.
Posko Cipelang
Operasi pencarian dan evakuasi korban pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Posko Desa Cipelang, Kabupaten Bogor, juga resmi ditutup menyusul pernyataan Kepala Basarnas.
"Tadi sekitar jam 15.00 WIB, Kepala Basarnas Daryatmo resmi menutup operasi di Cipelang," kata Search Mission Coordination (SMC) Basarnas Ketut Parwa di Pasir Pogor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
Ketut mengatakan, penutupan operasi SAR Sukhoi telah disampaikan oleh Kepala Basarnas di Halim Perdana Kusuma.
Â