Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menyebutkan, TNI khususnya angkatan darat kekurangan personel. Terlebih untuk menjaga seluruh wilayah Indonesia, khususnya di perbatasan.
Menurut dia, dinamika perkembangan pertahanan, personel bergerak dinamis sesuai situasi terkini. Dia mencontohkan seperti saat pemilu.
"Personel kami 318 ribu dan jumlah TPS 810 ribu. Bukannya kami ingin berada di seluruh TPS, tetapi kami unsur bantuan pada saat itu," kata Andika dalam acara Round Table Discussion Lemkaji MPR yang bertajuk Wilayah Negara dan Sitem Pertahanan dan Keamanan Menurut UUD NKRI Tahun 1945 di Gedung Nusantara IV, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Advertisement
Dia pun menginginkan adanya personel TNI non reguler yang membantu untuk mengamankan wilayah perbatasan NKRI. Sementara itu, untuk anggaran personel TNI non reguler akan diuji dan dipertimbangkan.
"Personel cadangan atau part time, kita meng-hire mereka tidak seperti tentara reguler. Untuk biaya bisa kita bicarakan nanti," jelasnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Alasan Keterbatasan Anggaran
Andika menyebut, penugasan anggota TNI part time itu terbuka saat dibutuhkan dan anggarannya lebih terjangkau.
Dia mengungkapkan, alasan mendasar pihaknya kesulitan untuk mengangkat personel TNI reguler tidak lain karena keterbatasan ketersediaan anggaran negara.
"Misalnya dengan memelihara tentara reguler itu berapa jumlah biaya perkapita dan untuk reserve (personel cadangan) itu akan lebih murah," ujarnya.
Advertisement