Anak-Anak hingga Lansia di Desa Pasarean Bogor Diserang Chikungunya

Serangan nyamuk itu membuat puluhan warga mengalami lemas, mual, demam dan nyeri pada tulang, sendi bengkak secara mendadak di sekujur tubuh.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 09 Jul 2019, 08:24 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2019, 08:24 WIB
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor menetapkan status waspada penanggulangan chikungunya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor menetapkan status waspada penanggulangan chikungunya. (Liputan6/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor menetapkan status waspada penanggulangan chikungunya. Penyakit musiman tersebut telah mewabah di Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan.

Hingga kini, jumlah pasien akibat gigitan nyamuk Aedes Albhopictus terus bertambah. Tercatat sudah 94 orang terjangkit virus tersebut.

Kepala Dinkes Kabupaten Bogor Mike Kaltarina mengungkapkan status waspada ini ditetapkan sejak pertengahan Mei 2019.

Penyakit dengan nama lain flu tulang ini telah menyerang anak-anak hingga lansia secara bergantian. Setelah sejumlah penderita sembuh, tidak lama berselang muncul penderita baru.

Serangan nyamuk itu membuat puluhan warga mengalami lemas, mual, demam dan nyeri pada tulang, sendi bengkak secara mendadak di sekujur tubuh.

"Belum KLB (kejadian luar biasa), cuma ada peningkatan status saja menjadi waspada," kata Mike, Senin (8/7/2019).

Gejala chikungunya biasanya timbul 3-7 hari setelah seseorang digigit nyamuk pembawa virus. Pada umumnya, penderita akan membaik dalam seminggu. Namun, pada sebagian penderita, nyeri sendi dapat berlangsung hingga minggu-minggu. Walaupun tidak sampai menyebabkan kematian, gejala chikungunya yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan sementara.

Sejak virus tersebut menyerang warga Pasarean, Dinas Kesehatan telah dua kali melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk penyebab chikungunya.

"Kita juga sudah lakukan penyuluhan, pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi hingga fogging atau pengasapan," ujar Mike.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Waspada Musim Kemarau

Dinkes juga telah mendirikan posko kesehatan khusus untuk memantau sebaran virus serta memeriksa pasien yang mengalami gejala serupa. Tak hanya itu, petugas kesehatan terus mendorong masyarakat setempat meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Posko itu akan terus ada sampai ada penurunan kasus. Kita juga ambil sampel dari salah satu pasien untuk mengetahui lebih lanjut virus itu," kata Mike.

Dia pun mengimbau seluruh masyarakat mewaspadai musim kemarau seperti saat ini karena menurutnya nyamuk berkembang biak pada cuaca seperti saat ini.

"Saya juga akan beri surat edaran ke seluruh puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan di musim seperti ini. Supaya tidak terjadi di tempat lain," kata Mike.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya