Pencari Suaka di Kebon Sirih Menunggu Dievakuasi

Salah seorang pencari suaka, Nafeesa (42) dari Afghanistan mengatakan, dirinya, suami, dan ketiga anaknya kemungkinan akan segera dipindah.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 10 Jul 2019, 11:19 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2019, 11:19 WIB
Potret Kehidupan Para Pencari Suaka di Malam Hari
Pencari suaka mencuci tangan jelang masuk ke dalam tenda yang dibangun di atas trotoar depan kantor UNHCR, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (5/7/2019). Para pencari suaka ini membangun tenda-tenda dan meminta kepastian perlindungan dari UNHCR . (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pencari suaka asal Afghanistan yang menempati trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta rencananya akan segera direlokasi pada hari ini, Rabu (10/7/2019). Hal ini disampaikan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi saat tengah meninjau kondisi jalan pada Selasa (9/7/2019) kemarin.

Meski begitu, dari pantauan Liputan6.com hingga pukul 09.30 WIB belum ada tanda untuk melakukan relokasi di sekitar Jalan Kebon Sirih.

Salah seorang pencari suaka, Nafeesa (42) dari Afghanistan mengatakan, dirinya, suami, dan ketiga anaknya kemungkinan akan segera dipindah.

"Kemarin malam polisi datang, bilang akan dipindah, jadi saya siap-siap saja," ujar Nafeesa kepada Liputan6.com di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Dia terlihat tengah membereskan benda-benda miliknya ke dalam kardus dan kantong plastik. Sedangkan suaminya, Natir Ali, berjalan-jalan di sekitar trotoar untuk memantau keadaan.

"Kita tidak tahu jam berapa akan dipindah. Kemungkinan katanya akan ke masjid lagi," lanjutnya.

Para pencari suaka lainnya terlihat menjalani pagi hari ini sebagaimana biasanya. Beberapa anak berlarian dan bermain di trotoar, sementara orangtuanya duduk memperhatikan canda tawa buah hati mereka.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Jakarta Ramah

Salah satu pencari suaka lainnya, Massoome menuturkan pengalamannya selama menggelandang di Ibu Kota. Sembari duduk beralaskan tikar seadanya, dia mengaku warga Jakarta telah memperlakukan keluarganya dengan cukup baik.

"Orang-orang Indonesia baik. Mereka sering memberi kita makanan dan uang saat lewat," cerita dia.

Meski begitu, dia juga tahu diri, tidak mungkin berlama-lama menggelandang di Jakarta. Walau Indonesia salah satu negara yang membolehkan mereka bersinggah, Massoome tahu bahwa dia harus pergi suatu saat nanti.

Harapannya, dia dan keluarganya bisa segera mendapatkan negara tujuan sebagi tempat tinggal, serta bantuan biaya dari UNHCR.

"Kami tidak bisa pilih mau ke negara mana. Kami hanya bisa menunggu kabar dari UNHCR. Saya akan tunggu terus di sini sampai saya mendapat kabar,” ujar dia.

Walau menggelandang, Massoome mengaku tetap bisa membersihkan diri dan memandikan anaknya. Hal ini dilakukannya di masjid yang ada di sekitar Kebon Sirih.

"Kami bisa mandi di masjid. Kalau mau charge baterai handphone, cuci-cuci, kami juga bisa lakukan di masjid," ucapnya sambil bercanda.

"Biasanya kami duduk berjejer sambil charge handphone, ngobrol bareng sama yang lain. Kami sangat dibantu dengan masjid yang ada di sini," ucap perempuan berhijab itu.

Dia bersyukur, walau harus menggelandang. Namun aman di Indonesia. Dia pun berterima kasih kepada warga Jakarta yang telah membantunya.

Kendati tidak mampu pergi ke negeri impiannya, Amerika Serikat, namun dia yakin akan akan segera mendapat negara yang mau menampungnya.

"Susah kalau mau ke Amerika. Tidak ada izinnya,” dia mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya