BNPT Waspadai Penyebaran Paham Radikal di Lingkungan Perkantoran

BNPT berharap, para pejabat dan pemilik perusahaan memiliki pengetahuan tentang pencegahan paham radikal.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Agu 2019, 09:09 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2019, 09:09 WIB
Kepala BNPT
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius mengingatkan, seluruh perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta untuk menjaga karyawannya dari pengaruh paham radikal.

Suhardi menilai, perusahaan saat ini cenderung lengah dalam mengelola sumber daya manusia (SDM), sehingga banyak pegawai yang terpapar paham radikal.

Hal ini disampaikan Suhardi saat menjadi pembicara dalam acara Mandiri Syariah Culture Summit 2019 di Kantor Pusat Bank Syariah Mandiri, Jakarta.

"Kita lihat, tempat ibadah di kementerian dan lembaga, ada juga perguruan tinggi banyak yang disusupi. Mengapa? Karena SDM-nya lengah, underestimate, sehingga dimaanfaatkan, sudah berkelompok mereka, jadi tolong SDM amati betul," kata Suhardi seperti dilansir dari Antara, Kamis (22/8/2019).

Suhardi berharap, para pejabat dan pemilik perusahaan memiliki pengetahuan tentang pencegahan paham radikal.

"Para pimpinan bertanggung jawab menyampaikan, menularkan informasi yang telah diterima, dan paling penting bagaimana tahapan-tahapan masuknya paham radikal itu bisa diidentifikasi oleh pegawai," ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Dengan kemampuan mengidentifikasi itu, para pegawai diharapkan bisa melakukan langkah-langkah pencegahan dengan memberikan pencerahan, sehingga nantinya isu dan paham seperti itu bisa dieliminasi, direduksi, dan dihilangkan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rentan Terpapar Radikalisme

Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Sebelumnya, Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suaib Tahir menyebutkan masyarakat Indonesia rentan terpapar paham radikal dan terorisme.

Menurut Suaib, contohnya bisa dilihat pada kasus terorisme yang diungkap Densus 88 Antiteror Polri. 

"Rakyat masih ada yang rentan terkena atau terpapar terorisme. Tidak ada masyarakat yang tidak rentan radikalisme dan terorisme. Itu banyak buktinya," kata Suaib dalam diskusi dan peluncuran buku 'Memberantas Terorisme di Indonesia: Praktik, Kebijakan, dan Tantangan', di Hotel Atlet, Jakarta Pusat, Selasa 20 Agustus 2019.

Suaib mengatakan, pihaknya terus menggenjot upaya deradikalisasi. Tujuannya, mereka yang sudah terlanjut terpapar radikalisme bisa segera bertobat.

"Kami melakukan narasi-narasi melawan kelompok radikal. Kita memberikan penjelasan seperti apa terorisme, kita berikan narasi-narasi melawan terorisme," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya