Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai, masuknya Partai Gerindra ke pemerintahan Jokowi akan membuat cemburu partai lainnya yang sudah lebih dulu berada di dalam koalisi.
"Itu pasti (buat cemburu) dan sudah diomongkan, beberapa partai langsung merespons dan tidak positif. Kita saksikan Nasdem dan Golkar bahasanya agak kritis," tutur Siti di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Dengan masuknya Gerindra ke dalam koalisi pendukung Jokowi, Zuhro menganggap bahwa kritik terhadap pemerintah akan berkurang.
Advertisement
Sebab, partai yang sebelumnya beroposisi yakni Gerindra memang praktis tak bisa berbuat banyak mengkritik di dalam koalisi.
Baca Juga
Namun, Siti menegaskan bahwa sebenarnya Gerindra tak akan berusaha masuk ke koalisi bila kemarin mendapat jatah kursi ketua MPR.
"Itu aja bacaanya cenderungnya ke sana. Sebetulnya, kalau kemarin Gerindra itu mendapatkan ketua MPR bisa jadi tidak harus masuk ke koalisi pemerintah," terang Siti.Â
Di sisi lain, Siti memprediksi bahwa iklim politik pemerintahan Jokowi pada periode 2019-2024 justru akan lebih adem.
"Kayaknya yang lalu lebih kisruh ya," jelas dia.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pro Kontra
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengakui adanya pro dan kontra dalam internal partai terkait apakah harus bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin atau tetap menjadi oposisi.
"Ya tentu ada dinamika ya, pendukung-pendukung kami ada yang pro, ada yang kontra, ada yang ingin di dalam (pemerintah) ada ingin di luar," ujar Ahmad Riza dalam diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu 12 Oktober 2019.
Menurut dia, pro-kontra tersebut adalah hal yang wajar. Apalagi, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terlihat kian akrab dengan Jokowi. Bahkan, mereka baru saja bertemu di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat kemarin.
"Semuanya kita sikapi dengan bijaksana, kami Partai Gerindra memahami dan mengerti keinginan-keinginan yang ingin di dalam dan keinginan yang ada di luar," ujar Ahmad Riza.
Dia mengatakan, menjadi koalisi atau pun oposisi tergantung keputusan dari Jokowi-Maruf Amin. Menurutnya, Partai Gerindra sudah menyatakan kepada Jokowi siap bersama membangun bangsa Indonesia.
"Ya terkait posisi Gerindra sepenuhnya diserahkan pada Pak Jokowi, terkait Kabinet itu merupakan hak prerogatif dari presiden dan wakil presiden terpilih ya," jelas Ahmad Riza.
Dia mengatakan, jika nantinya Jokowi memutuskan memberi kursi menteri kepada Gerindra, maka akan diambil. Namun jika tidak, menurutnya Gerindra akan tetap komitmen membangun bangsa Indonesia.
"Kami tidak menyodorkan nama, tidak pernah meminta-minta posisi jabatan apa pun di pemerintahan, karena bagi Pak Prabowo, bagi Partai Gerindra, bagi kami yang penting adalah memberikan sumbangsih, kontribusi yang baik bagi bangsa dan negara," kata dia.
Advertisement