Ustadz Adi Hidayat Bagikan Tips supaya Bebas dari Rasa Iri

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa tidak ada gunanya merasa iri terhadap orang lain. Yang paling penting adalah bagaimana seseorang menjalani hidupnya dengan penuh rasa syukur dan memanfaatkan segala yang dimilikinya untuk kebaikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Feb 2025, 22:30 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 22:30 WIB
UAH 11
Ustadz Adi Hidayat (UAH). (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Perasaan cemburu sering kali muncul ketika melihat orang lain memiliki kelebihan, baik dalam harta, ilmu, jabatan, maupun kekuatan fisik. Banyak yang merasa iri dengan pencapaian orang lain tanpa menyadari bahwa setiap nikmat memiliki tanggung jawab di hadapan Allah.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan agar seseorang tidak perlu cemburu terhadap kelebihan orang lain. Setiap nikmat yang diberikan Allah memiliki tujuan, dan yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkannya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

"Tidak usah cemburu kepada yang banyak harta, tidak usah cemburu kepada yang banyak ilmu, tidak usah cemburu kepada yang tinggi jabatan, yang kuat kemudian tenaganya cukup," ujar Ustadz Adi Hidayat dikutip dari ceramah di kanal YouTube @lenteraqolbu125. 

Menurutnya, setiap orang memiliki kelebihan yang berbeda-beda. Ada yang diberikan harta melimpah, ada yang memiliki ilmu luas, ada yang memiliki jabatan tinggi, dan ada pula yang memiliki kekuatan fisik. Namun, kelebihan tersebut seharusnya tidak menjadi alasan untuk merasa lebih unggul atau iri kepada orang lain.

Jika seseorang diberikan harta, maka harta itu harus digunakan untuk kebaikan. Bukan untuk berbangga diri, tetapi untuk membantu sesama, menyokong dakwah, dan memperbanyak amal jariyah.

Demikian pula dengan ilmu. Orang yang berilmu harus menyadari bahwa ilmunya bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk memberi manfaat kepada orang lain. Ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal yang terus mengalir meskipun seseorang telah meninggal dunia.

Bagi yang memiliki jabatan tinggi, tanggung jawabnya lebih besar. Jabatan adalah amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Seorang pemimpin yang adil dan amanah akan mendapatkan derajat tinggi di sisi Allah, sementara yang menyalahgunakan jabatan akan menghadapi hisab yang berat.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Empat Hal yang Bikin Cemburu

Ilustrasi iri hati
Ilustrasi iri hati. (Image by freepic.diller on Freepik)... Selengkapnya

Begitu pula dengan kekuatan fisik. Jika seseorang diberi kesehatan dan tenaga yang kuat, maka hendaknya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Beribadah dengan lebih giat, membantu orang lain, dan menjaga diri dari kemaksiatan adalah cara terbaik memanfaatkan fisik yang sehat.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa yang paling penting bukanlah seberapa banyak kelebihan yang dimiliki, tetapi bagaimana kelebihan itu digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam Islam, ada empat hal yang sering kali menjadi sumber kecemburuan, harta, ilmu, jabatan, dan kekuatan. Namun, semua itu tidak akan ada artinya jika tidak digunakan untuk ibadah.

Sebaliknya, orang yang merasa kurang dalam salah satu aspek tersebut tidak perlu merasa iri. Setiap orang memiliki jalan masing-masing untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa kekayaan sejati bukanlah harta yang melimpah, tetapi hati yang tenang. Orang yang paling kaya adalah yang merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah dan tidak sibuk membandingkan diri dengan orang lain.

Hal ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

"Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah hati yang merasa cukup." (HR. Bukhari dan Muslim).

Perlukah Iri Hati?

Penuh Keberuntungan, 4 Zodiak Ini Diprediksi Banyak Uang di Desember 2020
Ilustrasi banyak harta. (Sumber: Unsplash)... Selengkapnya

Oleh karena itu, daripada sibuk merasa iri dengan orang lain, seseorang sebaiknya fokus pada apa yang bisa dilakukan dengan kelebihan yang dimiliki.

Jika memiliki ilmu, maka ajarkan kepada orang lain. Jika memiliki harta, maka gunakan untuk membantu sesama. Jika memiliki jabatan, maka gunakan untuk menegakkan keadilan. Jika memiliki kekuatan, maka manfaatkan untuk kebaikan.

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa dunia ini sementara. Semua yang dimiliki di dunia hanyalah titipan yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Oleh karena itu, ia mengajak setiap orang untuk berhenti merasa cemburu dan mulai fokus pada bagaimana menggunakan nikmat yang ada untuk beribadah.

Kesuksesan di dunia tidak ada artinya jika tidak membawa manfaat untuk kehidupan akhirat. Yang paling beruntung adalah mereka yang menggunakan segala yang dimilikinya untuk mendekat kepada Allah.

Sebagai penutup, Ustadz Adi Hidayat kembali menegaskan bahwa tidak ada gunanya merasa iri terhadap orang lain. Yang paling penting adalah bagaimana seseorang menjalani hidupnya dengan penuh rasa syukur dan memanfaatkan segala yang dimilikinya untuk kebaikan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya