Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan guru ngaji harus memberikan narasi-narasi kerukunan dan Islam moderat kepada jamaahnya.
Hal tersebut menjawab terkait peristiwa ledakan bom bunuh diri yang dilakukan diduga guru ngaji Rabbial Muslim Nasution di Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 13 November 2019, pukul 08.45 WIB.
Baca Juga
"Kalau memang sumbernya dari guru ngaji, maka guru ngaji ini harus menjadi perhatian kita, untuk dalam rangka tentu deradikalisasi," kata Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan, Jumat (15/11/2019).
Advertisement
Dia menjelaskan seharusnya guru ngaji saat ini harus mengajarkan Islam moderat dan wasatiyah. Jangan sampai mereka mengajarkan tentang radikalisme.
"Bahwa guru ngaji ini harus mengajarkan ajaran-ajaran yang moderat, ajaran yang wasatiyah," kata Ma'ruf Amin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perlu Sertifikasi Guru Ngaji?
Ma'ruf pun menjelaskan kali ini pemerintah belum perlu mengeluarkan kewajiban sertifikat khusus bagi guru ngaji. Menurutnya pencegahan paham radikal tidak bisa sekadar memberikan sertifikasi namun perlu ada langkah deradikalisasi.
"Apakah perlu sertifikasi guru ngaji? Saya kira belum kita memikirkan pentingnya sertifikasi guru ngaji itu ya," kata Maruf.
Sebelumnya kepolisian saat ini tengah memburu guru ngaji pelaku bom bunuh diri, yang dilakukannya di polrestabes Medan. Pelaku berinisial RMN berusia 24 tahun ini diduga terpapar radikal dari sang istri dan guru ngaji di sekitar rumahnya.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement