Jokowi Segera Buat Badan Otoritas Ibu Kota Baru, Paling Lambat Awal Januari

Menurut Jokowi, ada beberapa nama yang dinilai layak untuk memimpin badan otoritas ini.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 17 Des 2019, 23:01 WIB
Diterbitkan 17 Des 2019, 23:01 WIB
Kunjungi Labuan Bajo, Presiden Tinjau Pembangunan Pariwisata NTT
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Labuan Bajo.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera membentuk Badan Otoritas Ibu Kota (BOI), yang nantinya akan bertanggungjawab dalam proses pembangunan ibu kota baru. Jokowi memastikan Badan Otoritas ini dibentuk paling lambat pada awal Januari 2020.

"Badan Otoritas rencananya akhir bulan ini tetapi kalau terlambat, ya paling insyaallah di awal Januari, sudah selesai. Sudah selesai semua," kata Jokowi usai meninjau salah satu lokasi ibu kota baru di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).

Menurut dia, ada beberapa nama yang dinilai layak untuk memimpin badan otoritas ini. Namun, dia mengaku belum membuat keputusan.

"Calonnya banyak, tapi belum diputuskan," ucapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan tak mau terburu-buru dalam menentukan pimpinan badan otoritas ini. Sebab, dia menilai pemindahan ibu kota menyangkut gagasan, perencanaan, dan pendanaan besar sehingga harus dipikirkan secara matang.

"Jadi jangan tanyanya kelihatan gampang dan enak begitu. Ini pemikiran yang tidak mudah," jelas Jokowi.

Sementara dari sisi regulasi, Jokowi menuturkan bahwa pemerintah akan segera mengajukan rancangan undang-undang (RUU) terkait ibu kota negara baru ini ke DPR. Saat ini, draf tersebut telah disiapkan.

"Sudah disiapkan, nanti Januari segera dimasukkan," ucapnya.

Adapun lokasi persis yang ditinjau Jokowi yaitu, berada di wilayah perhutanan yang konsesinya dikuasai oleh PT ITCI Hutan Manunggal. Kurang lebih 45 menit mantan Walikota Solo itu meninjau lokasi ibu kota baru.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dibangun Cluster

Menurut dia, lokasi yang ditinjaunya itu nantinya akan dibangun cluster pemerintahan seperti Istana Kepresidenan, kantor kementerian, dan gedung pemerintahan. Lahan yang disiapkan untuk membangun cluster pemerintahan yaitu, 5600 hektare.

"Ya cluster pemerintahan tadi tempatnya kira-kira yang kita lihat tadi di sana. Di situ, tempat paling tinggi, kemudian istananya juga di sekitar itu, kementerian-kementerian juga di sekitar tadi kita berhenti," jelasnya.

Tak hanya untuk cluster pemerintahan, Jokowi mengatakan secara paralel juga akan dibangun cluster kesehatan, pendidikan, riset dan inovasi, serta pusat keuangan. Menurut dia, lokasi ibu kota baru sangat mendikung untuk membangun sebuat wilayah smart city.

"Jadi yang jelas lokasinya sangat mendukung sekali untuk sebuah kota yang smart city, kompleks city, kemudian green city," tuturnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya