Seperti Indonesia, Iran Akan Pindahkan Ibu Kota ke Kawasan yang Disebut Surga yang Hilang

Iran berencana pindah ibu kota dari Teheran ke Makran, proyek ambisius senilai US$100 miliar yang bertujuan meningkatkan ekonomi dan mengurangi ketimpangan, namun penuh tantangan.

oleh Nurul Diva Diperbarui 18 Feb 2025, 16:26 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 16:26 WIB
Pemerintah Iran Lockdown Kota Teheran
PeRempuan Iran menyeberang jalan di pusat kota Teheran ketika pihak berwenang memperketat pembatasan, Selasa (20/7/2021). Iran memberlakukan lockdown di Teheran dan provinsi terdekat setelah kasus infeksi Covid-19 mencapai rekor tertingginya selama wabah kelima. (ATTA KENARE/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Iran tengah mempertimbangkan langkah besar dengan rencana pemindahan ibu kota dari Teheran ke wilayah pesisir Makran. Keputusan ini mirip dengan langkah Indonesia yang sedang membangun ibu kota baru di Kalimantan bernama IKN dengan kawasan hutannya. Langkah ini bukan pertama kalinya diusulkan, tetapi kini kembali mengemuka di bawah kepemimpinan Presiden Masoud Pezeshkian.

Kemacetan, polusi udara, kekurangan air, hingga penurunan permukaan tanah menjadi alasan utama di balik dorongan untuk mencari lokasi baru bagi pusat pemerintahan Iran. Wilayah Makran, yang terletak di pesisir selatan Iran dan berbatasan dengan Teluk Oman, disebut sebagai kandidat kuat. Pemerintah Iran bahkan menyebut wilayah ini sebagai "surga yang hilang" yang berpotensi menjadi pusat ekonomi baru bagi negara itu.

Namun, rencana ini memicu perdebatan besar di dalam negeri. Sebagian pihak mendukung langkah ini sebagai solusi jangka panjang bagi permasalahan urbanisasi di Teheran, sementara yang lain mengkhawatirkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari pemindahan ibu kota. Lantas, apa saja alasan dan tantangan di balik rencana ini? Berikut ulasannya, dirangkum Liputan6, Selasa (18/2).

Alasan Iran Memilih Memindahkan Ibu Kota

Pemindahan ibu kota bukanlah gagasan baru di Iran, tetapi kali ini wacana tersebut semakin menguat karena berbagai krisis perkotaan yang dihadapi Teheran. Dengan populasi sekitar 18 juta jiwa, Teheran mengalami masalah serius seperti kemacetan lalu lintas yang parah, polusi udara yang semakin buruk, serta ketersediaan air yang semakin menipis.

Selain itu, salah satu ancaman terbesar bagi Teheran adalah penurunan tanah (subsidence) yang semakin mengkhawatirkan. Kondisi ini disebabkan oleh eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya air tanah, yang membuat beberapa wilayah kota mengalami penurunan permukaan hingga beberapa sentimeter per tahun. Masalah ini dikhawatirkan akan mempercepat kerusakan infrastruktur di ibu kota.

Presiden Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa Teheran "tidak lagi bisa menampung pusat politik dan ekonomi negara" dan perlu mencari solusi jangka panjang. Salah satu opsi yang diusulkan adalah memindahkan ibu kota ke wilayah yang lebih dekat dengan laut agar lebih mudah mengakses sumber daya air dan memiliki konektivitas yang lebih baik dengan jalur perdagangan internasional.

"Wilayah Makran sedang dipertimbangkan secara serius," juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani, dilansir france24.com.

Makran, "Surga yang Hilang" yang Diusulkan Jadi Ibu Kota Baru

Kota Teheran, Iran
Orang-orang berjalan melewati replika kotak suara yang dipasang di sebuah jalan di Teheran pada 20 Juni 2024. (Atta KENARE/AFP)... Selengkapnya

Wilayah Makran yang terletak di pesisir selatan Iran menjadi kandidat kuat sebagai ibu kota baru. Wilayah ini membentang di provinsi Sistan-Baluchistan dan sebagian Hormozgan, serta dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam tetapi masih minim pembangunan.

Makran dijuluki sebagai "surga yang hilang" karena keindahan alamnya yang masih alami, dengan pantai-pantai berpasir, desa nelayan yang tenang, serta situs sejarah yang sudah ada sejak zaman Alexander Agung. Pemerintah Iran melihat potensi besar untuk mengembangkan Makran sebagai pusat ekonomi baru yang dapat menghubungkan Iran dengan jalur perdagangan global melalui Teluk Oman.

Selain itu, Makran dianggap lebih aman dari ancaman gempa bumi dibandingkan Teheran, yang berada di zona seismik aktif. Namun, tantangan terbesar dari pengembangan Makran sebagai ibu kota adalah minimnya infrastruktur dan fasilitas yang saat ini tersedia di kawasan tersebut.

"'Surga yang hilang' Makran harus diubah menjadi pusat ekonomi masa depan Iran dan kawasan ini," ujar, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi.

Tantangan Besar dalam Pemindahan Ibu Kota Iran: Harus Memuat Budaya Iran

Meskipun pemindahan ibu kota ke Makran memiliki sejumlah keuntungan strategis, proyek ini juga menghadapi tantangan besar, baik dari segi keuangan, lingkungan, maupun sosial. Salah satu tantangan utama adalah biaya yang sangat tinggi. Menurut laporan, anggaran yang diperlukan untuk memindahkan ibu kota bisa mencapai 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.620 triliun.

Selain itu, kondisi lingkungan di Makran juga menjadi perhatian. Para ahli ekologi memperingatkan bahwa perubahan iklim, peningkatan suhu, dan keterbatasan sumber daya air dapat membuat kawasan ini kurang ideal untuk dihuni dalam skala besar. Curah hujan yang rendah dan tingginya tingkat evaporasi di wilayah ini berpotensi menciptakan tantangan besar bagi penyediaan air bersih bagi jutaan penduduk baru yang akan bermigrasi ke sana.

Tantangan lainnya adalah dampak sosial. Teheran telah menjadi pusat budaya dan politik Iran selama lebih dari 200 tahun, sehingga banyak masyarakat yang merasa enggan meninggalkan kota yang sudah memiliki sejarah panjang tersebut. Kritik juga datang dari berbagai kalangan yang menyebut bahwa masalah Teheran lebih baik diselesaikan dengan investasi di bidang infrastruktur ketimbang memindahkan ibu kota ke tempat baru.

"Ini akan menjadi langkah yang sepenuhnya salah karena Teheran benar-benar mewakili Iran. Kota ini merupakan simbol dinasti Qajar yang bersejarah simbol modernitas, dan kehidupan perkotaan," kata seorang penduduk ibu kota, Kamyar Babaei. 

Apakah Pemindahan Ibu Kota Iran Akan Terwujud?

Iran Diterjang Badai Pasir-AFP 4
Badai pasir melanda gedung-gedung di utara ibu kota Iran, Teheran pada 17 Mei 2022. Kantor-kantor pemerintah, serta sekolah dan universitas diumumkan ditutup di banyak provinsi di Iran karena kondisi "cuaca tidak sehat" dan badai pasir yang menyelimuti, menurut laporan media pemerintah. (AFP)... Selengkapnya

Meskipun pemerintah Iran semakin serius mempertimbangkan pemindahan ibu kota, belum ada keputusan resmi mengenai kapan proyek ini akan dimulai. Saat ini, pemerintah masih melakukan studi kelayakan dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

Sebagian kalangan politik dan akademisi Iran tetap skeptis terhadap proyek ini, mengingat biaya yang sangat tinggi serta risiko ekonomi yang bisa ditimbulkan. Namun, bagi pendukung rencana ini, pemindahan ibu kota ke Makran bisa menjadi langkah strategis dalam meningkatkan pembangunan ekonomi di wilayah selatan Iran dan mengurangi ketimpangan antarwilayah.

Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi, masa depan ibu kota Iran masih belum pasti. Namun, jika rencana ini benar-benar terealisasi, Iran akan menjadi salah satu negara yang mengikuti tren global dalam memindahkan pusat pemerintahannya ke lokasi yang lebih strategis dan berkelanjutan.

People Also Ask

1. Mengapa Iran ingin memindahkan ibu kota dari Teheran?

Karena Teheran menghadapi masalah serius seperti kemacetan, polusi udara, kekurangan air, dan penurunan permukaan tanah.

2. Di mana lokasi ibu kota baru Iran?

Makran, sebuah wilayah pesisir di selatan Iran yang terletak di Teluk Oman, sedang dipertimbangkan sebagai ibu kota baru.

3. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan ibu kota Iran?

Perkiraan biaya pemindahan ibu kota Iran mencapai sekitar 100 miliar dolar AS atau Rp 1.620 triliun.

4. Apa tantangan terbesar dalam pemindahan ibu kota Iran?

Tantangan terbesar termasuk biaya tinggi, keterbatasan sumber daya air di Makran, serta dampak sosial bagi masyarakat Teheran.

5. Bagaimana perbandingan pemindahan ibu kota Iran dengan Indonesia?

Keduanya memiliki alasan serupa, tetapi Indonesia lebih siap dari segi infrastruktur dan kondisi lingkungan dibandingkan Iran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya