Jawaban Jokowi soal Pembangunan Ibu Kota Baru Bagi-Bagi Proyek

Jokowi mengatakan pemerintah tidak bisa mengandalkan APBN saja. Artinya, kata dia, keterlibatan pihak luar sangat diperlukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2019, 10:38 WIB
Diterbitkan 18 Des 2019, 10:38 WIB
Jokowi Bertemu Tokoh Masyarakat dan Adat Kalimantan Timur
Presiden Jokowi bertemu tokoh masyarakat dan adat Kalimantan Timur. Jokowi meminta izin soal pemindahan ibu kota. (Lizsa Egeham/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi menjawab tudingan beberapa pihak yang menyebut pembangunan Ibu Kota di Kalimatan Timur adalah bagi-bagi proyek dengan pihak swasta. Jokowi meminta publik agar tidak memandang negatif terkait pembagian proyek.

"Kalau pikirannya negatif tok ya repot, bagi-bagi proyek ya harus dibagi," kata Jokowi saat berbincang dengan para awak media di Balikpapan, Kalimatan Timur, Rabu (18/12/2019).

Dia mengatakan pemerintah tidak bisa mengandalkan APBN saja. Artinya, kata dia, keterlibatan pihak luar sangat diperlukan.

"Masa kita kerjain sendiri. APBN abis-lah. Artinya keterlibatan di luar pemerintah itu sangat diperlukan," ungkap Jokowi.

Dia menjelaskan saat ini sedang mencari sumber pendanaan. Dan tidak akan memberi beban ke negara tapi pendapatan bisa melalui invetasi swasta.

"Justru itu yang kita harapkan, misalnya untuk transportasi, ada yang ingin menawarkan, 'Pak transportasi kami bukan dengan energi fosil, tapi nonfosil'. Bagus, saya tanya berapa biayanya. Ooh itungannya masih silakan kontestasi saja-lah," jelas Jokowi.

Kementerian PPN/Bappenas telah membuat kajian mengenai rencana pemindahan ibu kota tersebut. Hasilnya, setidaknya butuh Rp 466 triliun untuk mewujudkan rencana besar pemerintah tersebut.

Dari hasil kajian Bappenas, Jumat (7/6/2019), Rp 466 triliun ini didapatkan dari tiga skema pembiayaan untuk ibu kota baru, yaitu APBN, kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dan swasta.

 

Reeporter: Intan Umbari Prihatin

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya