Barang Mewah dan Jasa Premium Kena PPN 12 Persen Mulai 1 Januari 2025, Dampaknya?

Jemaat GKI Yasmin Tagih Janji Wali Kota Bogor

150 jemaat yang ikut misa Natal tersebut berharap tempat ibadah mereka kembali dibuka.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Des 2019, 19:40 WIB

Diterbitkan 25 Des 2019, 19:40 WIB

Jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia Gelar Misa Natal

Jemaat dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi melaksanakan misa Natal di Simpang Barat Laut Monas atau depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/12/2019). Ini adalah misa natal kedelapan yang digelar jemaat dua gereja tersebut. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Delapan kali jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia menggelar ibadah misa Natal di seberang Istana Merdeka.

150 jemaat yang ikut misa Natal tersebut berharap tempat ibadah mereka kembali dibuka. Mereka pun menagih janji Wali Kota Bogor, Bima Arya yang berkomitmen menyelesaikan pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat.

"Artinya bahwa kita berharap sesungguhnya pada perayaan Natal kali ini kita sudah bisa menggunakan gereja kita yang sah di lokasi di Bogor," kata Juru Bicara acara Ibadah Natal GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, Jayadi Damanik di seberang Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (25/12/2019).

Jayadi berharap, pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah tersebut, sehingga jemaat bisa kembali beribadah dengan tenang di GKI Yasmin pada awal 2020.

"Komunikasinya di akhir tahun ini karena masih ada waktu sekarang tanggal 25 tanggal 31 berarti ya sekitar 6 hari lagi ya kalau kita mengikuti pernyataan beliau di bulan-bulan yang lalu," kata Jayadi.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya berkomitmen, untuk menyelesaikan pembangunan GKI Yasmin. Pembangunan tersebut sudah terbengkalai selama 16 tahun. Dia menjelaskan, pihaknya terus berkomitmen menyelesaikan masalah tersebut.

"Melihat bahwa masalah dari kontroversi masa lalu hanya akan menghambar proses penyelesaian, karena sulitnya menemumukan titik temu bersama," ungkap Bima.