Terkait Banjir, Wali Kota Semarang: Mari Introspeksi Diri!

Hendi mengatakan bahwa dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk meringankan penanganan banjir dan rob di wilayah Semarang.

oleh stella maris pada 26 Feb 2020, 19:59 WIB
Diperbarui 26 Feb 2020, 20:06 WIB
Pemkot Semarang
Pemkot Semarang.

 

Liputan6.com, Jakarta Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk meringankan penanganan banjir dan rob di wilayah Semarang. Demikian dikatakan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi. 

Terkait hal tersebut, Hendi menyebut bahwa persoalan banjir dan rob di Kota Semarang harus dihadapi dengan bergerak bersama, bukan hanya pemerintah, tetapi juga seluruh stakeholder di Ibu Kota Jawa Tengah. 

Hendi pun berharap agar sinergitas yang sudah terjalin di kota yang dipimpinnya itu dapat lebih dikuatkan. Hal tersebut seperti yang disampaikannya saat membuka kegiatan musyawarah rencana pembangunan di aula Kecamatan Semarang Utara baru-baru ini.

Hendi menuturkan bahwa mengatasi persoalan rob dan banjir bukan hanya dengan membangun pompa dan polder saja, melainkan yang utama adalah dukungan masyarakat untuk mensukseskan program pemerintah dengan menjaga lingkungan.

"Setiap pihak harus bertanya pada diri masing-masing, mau tidak kotanya bebas dari banjir? Jika mau mendukung, maka akan bangkit kesadaran, semisal dengan tidak membuang sampah di saluran. Mari kita introspeksi diri, yakinkan bahwa kota ini milik bersama, pemerintah hanya sebagian dari komponen pembangunan yang utuh," tambah Hendi.

Di sisi lain, Hendi menjelaskan Semarang Utara menjadi salah satu wilayah yang menjadi prioritas pembangunan Pemerintah Kota Semarang, termasuk dalam penanganan masalah banjir dan rob. Salah satunya ditunjukkan dengan pembangunan bendung gerak Kanal Banjir Barat (KBB) di akhir tahun 2019 diharapkan dapat turut mengendalikan banjir termasuk di Semarang Utara.

Bendung tersebut berfungsi sebagai penahan intrusi air laut, menjaga debit air, menambah pasokan air baku, penggelontoran (flushing) sedimen sungai untuk pengendalian banjir di wilayah barat Kota Semarang serta menjadi kawasan wisata baru Kota Semarang.

Secara tekhnis nantinya saat elevasi air mencapai 2,5 m, bendungan akan mengalirkan air ke laut. Sementara itu, saat musim kemarau, bendung sepanjang 155,50 meter tersebut berfungsi sebagai penampungan air dengan kapasitas 700.000 meter kubik.

Pembangunan Bendung Gerak KBB tersebut secara padu dikerjakan dari hulu sampai hilir, mulai dari pembangunan Bendungan Jatibarang, pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, hingga Bendung Gerak.

Pada saat elevasi air mencapai 2,5 m, kemudian akan dialirkan ke laut. Melalui Bendung Gerak itu ke depan akan difokuskan pada sektor pariwisata. Nantinya akan ada perahu naga, lomba dayung dan water sport artinya kelurahan di Semarang Utara harus melakukan penataan wilayah guna mendukung upaya tersebut.

"Untuk itu, melalui Musrenbang ini dapat menjadi media untuk bersinergi dan memfokuskan anggaran yang sudah kita susun dari tingkat kelurahan hingga kecamatan," katanya. Apalagi di tahun 2021 lurah akan mengelola anggaran sendiri dan memiliki wewenang sebagai Kuasa Pengguna Anggaran.

Bersama masyarakat, Lurah akan mengelola anggaran Rp1 miliar rupiah guna peningkatan pembangunan di wilayahnya. Melalui kebijakan tersebut lurah diharapkan dapat menyesuaikan pembangunan sesuai kebutuhan dan kondisi di wilayah masing-masing agar seluruh program dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat Kota Semarang.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya