Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil, seyogyanya berasa di Turki usai selesai lawatannya dari Australia. Namun, dia memilih pulang demi menangani banjir di Subang.
Meski demikian, belasan mahasiswa asal Jabar yang berkuliah di Turki tetap hadir dengan pihak Pemprov, yang mewakili Kang Emil di sana. Adapun, Konsul Jenderal RI di Turki Imam As'ari, yang menyampaikan salam dari Kang Emil.
Baca Juga
"Sebetulnya Bapak Gubernur dijadwalkan akan memberikan semacam temu ramah dengan warga Jawa Barat yang ada di Istanbul. Tapi beliau kepada saya menyampaikan maafnya, karena beliau harus tetap berada di Jawa Barat, karena telah terjadi bencana banjir," kata Imam di Turki, Kamis (27/2/2020) malam.
Advertisement
"Sehingga beliau harus melakukan penanganan secara khusus, mengatasi bencana tersebut. Untuk itu beliau titip salam kepada saya untuk teman-teman Jawa Barat yang ada di Istanbul ini," lanjut dia.
Sementara itu, perwakilan Pemprov, Kepala Biro BUMD dan Investasi Pemprov Jabar Noneng Komara, mencoba sedikit menghibur dengan pantun khas Kang Emil.
"Saya coba akan bawakan pantun, karena biasanya Pak Gubernur begitu. Ini pantunnya baru saya siapkan. Dari Banjar ke Semarang, beli mawar di kasongan. Selamat belajar dan berjuang, semoga dapat gelar dan pasangan," tutur Noneng yang disambut meriah.
Dia berharap, tak ada kecewa. Karena Kang Emil lebih memilih menangani banjir di Jabar.
"Karena memang ada sebagian Kabupaten/Kota di Jawa Barat terkena banjir pada tanggal 25 pagi. Beliau sangat tidak nyaman meninggalkan masyarakatnya, dicancel di detik-detik terakhir, meskipun ke sini demi masyarakat Jawa Barat," ungkap Noneng.
Dalam kesempatan itu, dia menuturkan, bahwa Kang Emil memang menaruh perhatian dan memberikan peluang kepada para kaum milenial, khususnya mereka yang baru jadi sarjana.
"Di Jawa Barat Pak Emil memberikan porsi yang sangat baik pada milenial ini. Ada program pendampingan bagi para sarjana-sarjana baru ini pada program-program desa. Program kami cukup banyak. Kami ada program satu desa satu produk, yang itu ada pendamping dari mahasiswanya," jelas Noneng.
Â
Buka Ruang Dialog
Dalam kesempatan itu, Noneng juga membuka ruang untuk berdialog dengan para mahasiswa.
Ada yang menanyakan untuk mengadakan hubungan kota kembar (sister cities) di Turki dengan kota-kota di Indonesia. Ada pula, yang meminta hasil penelitian para mahasiswa di luar khususnya untuk pembangunan Jabar, bisa dipelajari.
Selain itu, Noneng juga diminta sarannya oleh mahasiswa, khususnya mencari pekerjaan seusai lulus dari luar negeri. Dia pun memberi masukan, bahwa kini sudah mulai mencari bakat.
"Mungkin jangan hanya berpikir saya bekerja di mana ya, tapi bagaimana menciptakan itu (lapangan kerja)," tukasnya.
Adapun dalam acara ini, turut hadir pula Direktur Utamanya BIJB, Salahudin Rafi. Selain itu Wakil Direktur Utama Angkasa Pura II Edwin Hidayat Abdullah. Serta perwakilan dan tokoh agama lainnya.
Advertisement