Kejutan Gubernur Ganjar, Datangi Pernikahan Penderita Thalasemia di Banyumas

Alif Nur Prabowo, seorang penderita Thalasemia mendapatkan kejutan di hari spesialnya. Sang idola yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tiba-tiba datang di acara resepsi pernikahannya.

oleh Gilar Ramdhani pada 06 Mar 2020, 15:47 WIB
Diperbarui 06 Mar 2020, 15:47 WIB
Kejutan Gubernur Ganjar, Datangi Pernikahan Penderita Thalasemia di Banyumas
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan kejutan istimewa pada seorang warga Desa Bobosan Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas, Jumat (6/3/2020).

Liputan6.com, Banyumas Alif Nur Prabowo, seorang penderita Thalasemia mendapatkan kejutan di hari spesialnya. Sang idola yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tiba-tiba datang di acara resepsi pernikahannya yang berlangsung di Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas pada Jumat (6/3).

 

Alif tak menyangka sosok yang menjadi penyemangat hidupnya itu datang di hari berbahagia meminang Mufidatul Chasanah. Awalnya ia mengatakan hanya ingin mendapatkan karangan bunga dari Ganjar, namun tak disangka malah orangnya yang datang.

“Saya seperti sedang mimpi, tidak menyangka sekali. Saya itu awalnya bilang teman pengen karangan bunga saja dari Pak Ganjar jadi tolong disampaikan, tapi malah Pak Ganjarnya yang datang. Senang sekali, seperti mimpi,” ujarnya sembari terus tersenyum.

Ganjar ternyata tak sendirian, ia datang bersama hadir bersama anggota komunitas Thalasemia Banyumas. Bukan hanya memberikan selamat, kehadiran Ganjar dan komunitas ini juga untuk memberikan edukasi pada masyarakat terkait penyakit ini.

 

 

Thalasemia adalah sebuah kelainan genetik yang merusak sel darah merah. Thalasemia juga merupakan salah satu jenis anemia hemolitik yang diturunkan secara autosomal yang banyak di jumpai di Indonesia dan Italia.

Dalam sel darah merah terdapat hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen. Molekul hemoglobin terdiri atas dua rantai goblin yaitu rantai alfa dan rantai beta. Sel darah merah yang terganggu produksi hemoglobinnya dalam tubuh akan menyebabkan anemia.

Bukan Penyakit Menular

 

Sejak usia dua tahun, Alif dinyatakan menderita Thalasemia. Dan saat ini ia pun aktif dalam kegiatan edukasi tentang penyakit Thalasemia.

"Orang Thalasemia itu kalau tidak punya semangat pasti terpuruk. Salah satu penyemangat saya ya pak Ganjar. Saya rutin minum obat dan melakukan transfusi darah tiga minggu sekali," ucapnya.

Salah satu anggota komunitas Thalasemia, Sugiyo menerangkan bahwa Thalasemia bukanlah penyakit menular. Memang ada resiko pada keturunan apabila menikah. Namun, ia sebagai sesama pengidap Thalasemia hingga saat ini pun sudah memiliki dua anak dan sehat.

"Tapi kalau pasangan itu salah satunya tidak Thalasemia, ada kemungkinan anaknya normal. Saya sendiri sudah punya dua anak, dan mereka semua sehat," katanya.

Untuk itu, dirinya berharap edukasi kepada masyarakat terus digencarkan. Agar stigma negatif pada pengidap Thalasemia bisa dikikis.

"Kami hanya ingin hidup normal seperti lainnya," terangnya.

Ganjar sendiri mengatakan bahwa selama ini memang masyarakat memandang negatif pengidap Thalasemia karena takut tertular. Padahal Thalasemia sendiri tidak menular.

"Thalasemia itu tidak menular, namun memang ada resiko-resikonya apabila ingin menikah, khususnya resiko pada keturunan. Nah ini saya datang sekaligus memastikan, mas Alif dan mbak Fida sudah diedukasi soal itu," terang Ganjar.

 

 

 

Bisa Terdeteksi Sejak Dini

 

 

Thalasemia merupakan penyakit yang sebenarnya dapat dideteksi sejak dini. Sejak anak usia empat bulan penyakit thalasemia dapat terdeteksi, sehingga untuk pengobatan yang tepat bisa membuat penderita lebih cepat tertangani dengan baik.

Biasanya penderita akan melakukan pengobatan dengan cara transfusi darah secara rutin. Transfusi darah ini dilakukan secara rutin dengan maksud untuk menggantikan hemoglobin yang pecah sebelum waktunya pada penderita thalasemia.

Melakukan transfusi darah secara teratur pada anak penderita thalasemia dilakukan untuk mengurangi komplikasi anemia dan eritropoesis yang tidak efektif. Hal ini dilakukan juga untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta memperpanjang harapan hidup pada penderitanya.

Sebab dari Kementerian Kesehatan lanjut dia, pengidap Thalasemia harus menjalani prosedur pengecekan jika ingin menikah. Dirinya senang, karena perintah itu sudah dilaksanakan di Jawa Tengah.

"Mudah-mudahan mereka ini sudah paham resikonya dan mengerti tentang segala kemungkinan yang akan terjadi pada keturunannya. Selamat berbahagia ya," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya