Cegah Covid-19, Gubernur NTT Minta Perbatasan RI-Timor Leste Ditutup

Menurut Viktor, badan kesehatan dunia alias WHO sudah mengeluarkan peringatan untuk segera ditanggapi karena situasinya, menurut WHO, sudah cukup berbahaya.

oleh Ola Keda diperbarui 16 Mar 2020, 07:25 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2020, 07:25 WIB
20170128-pos lintas batas-belu-timor leste indonesia
Pos Lintas Batas Motaain yang memisahkan Indonesia dengan Timor Leste. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat meminta agar perbatasan Indonesia dan Timor Leste segera ditutup untuk mencegah masuknya virus corona atau Covid-19 ke NTT.

"Saya minta kepala dinas, untuk berkoordinasi dengan instansi terkait agar segera menutup perbatasan RI-Timor Leste," tegas Viktor,  Kupang, Sabtu (14/3/2020).

Menurut Viktor, badan kesehatan dunia alias WHO sudah mengeluarkan peringatan untuk segera ditanggapi karena situasinya, menurut WHO, Covid 19 sudah cukup berbahaya.

"Makanya, NTT mengantisipasi hal itu yakni segera berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait agar perbatasan dengan Timor Leste ditutup," kata Viktor.

Untuk wilayah NTT, terdapat empat Pos Lintas Batas Negara Terpadu (PLBNT), yakni PLBNT Motaain di Kabupaten Belu, PLBNT Motamasin di Kabupaten Malaka, PLBNT Wini dan PLBNT Napan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Selain PLBNT, terdapat juga empat Pos Lintas Batas (PLB) yakni Turiskan, Builalu, Laktutus dan Haumeniana.

Ia berpesan kepada masyarakat NTT, agar jangan kehilangan harapan dan ketakutan yang berlebihan akibat virus corona ini.

"Kalau takut wajar saja, tapi jangan takut yang berlebihan dan akhirnya tidak bisa buat apa apa," ujar Viktor.

Dia berharap, pemerintah dan juga sejumlah stakeholders, termasuk Poltekes Kementerian Kesehatan Kupang, bisa memberikan rasa percaya diri dan harapan kepada masyarakat dijumpai, sehingga ketakutan tentang Covid 19 bisa diminimalisasi.

 

Tolak Wisatawan Asing

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Karantina Kesehatan Pelabuhan Laut Waingapu, dan KP3 Laut Waingapu menolak memberikan izin kepada kapal wisata Bulan Baru bersandar di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT, Minggu (14/3/2020).

Kapal ini membawa satu guide dan 10 wisatawan asing serta 6 awak kapal. Penolakan tersebut pasca adanya instruksi Bupati Sumba Timur untuk menutup semua akses masuknya wisatawan asing ke wilayah Kabupaten Sumba Timur untuk mengantisipasi masuknya virus corona (Covid-19) ke wilayah Kabupaten Sumba Timur.

Meski demikian, kapal tersebut diizinkan mengisi bahan bakar dan logistik lainnya.

"Saya dikontak oleh staf saya tadi waktu saya baru tiba di bandara bahwa mereka butuh bahan bakar dan logistik seperti bahan makanan dan lainnya. Jadi karena alasan kemanusiaan, kita izinkan mereka berlabuh sementara," ujar Kepala KSOP Kelas IV Waingapu, Anis Kumanireng, Sabtu (14/3/2020).

Terkait nasib kapal tersebut, Anis menegaskan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan agen agar mengetahui tujuan berlayar kembalinya kapal ini untuk diterbitkan surat ijin berlayar.

Dokter Karantina Kesehatan Pelabuhan Laut Waingapu, dr. Hindarti A. Handayani, mengatakan, pihaknya tidak melakukan pemeriksaan para penumpang dan awak kapal, namun hanya menyampaikan informasi mengenai instruksi bupati yang melarang masuknya warga negara asing ke Sumba Timur selama wabah covid-19 masih terjadi.

"Kita tetap menolak mereka turun, karena biaya perawatan satu orang pasien covid-19 sangat mahal dan Sumba Timur belum siap secara peralatan untuk penanganannya," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya