Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mulai melakukan rapid test (tes cepat) di Jakarta Selatan sebagai deteksi dini untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Adapun metode tes massal ini akan dikombinasikan dengan hasil penelusuran (tracing) dari pasien positif corona.
"Sebagai contoh yang dilaksanakan tadi malam. Maka keluarga kasus positif yang kita rawat di rumah sakit kita datangi ke rumahnya dan seluruh yang ada di rumah itu kita lakukan tes," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers, Sabtu (21/3/2020).
Selain anggota keluarganya, tes juga akan dilakukan kepada orang-orang yang berada di tempat kerja pasien positif. Dengan begitu, maka pemerintah dapat mencegah penyebaran Covid-19secara meluas.
Advertisement
"Tujuannya adalah segera mungkin kita menemukan kasus-kasus positif dan kemudian melakukan isolasi supaya tidak menjadi penyebaran baru," jelas Yurianto.
Rapid test mulai dilakukan di Jakarta Selatan pada Jumat 20 Maret 2020 sore. Sebab, pemerintah menilai bahwa Jakarta Selatan merupakan wilayah rawan penularan corona.
"Rapid test ini sudah kita laksanakan sejak (Jumat) kemarin sore di beberapa kecamatan di wilayah Jakarta Selatan. Kita akan melakukan ini secara luas di seluruh Indonesia pada kelompok yang berisiko," tutur Yurianto.
Rapid test merupakan metode yang berbeda dengan tes yang selama ini digunakan oleh pemerintah untuk menentukan status positif Covid-19 pada pasien. Rapid test ini menggunakan serum darah pasien, bukan dengan metode swab atau usap lendir dari tenggorokam atau kerongkongan.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19di Indonesia bertambah menjadi 450 orang hingga Sabtu (21/3/2020). Kemudian, jumlah pasien meninggal dunia 38 orang dan yang sembuh totalnya 20 orang.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Daftar Kasus Covid-19 di 17 Provinsi pada 21 Maret
Jumlah pasien terjangkit virus Corona atau Covid-19 terus bertambah. Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebut terdapat 81 kasus baru hingga Sabtu (21/3/2020) siang.
"Kasus baru, 81 orang, sehingga total 450 orang terjangkit Covid-19," ujar Yuri dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Sabtu (21/3/2020).
Sementara yang dinyatakan negatif per hari ini sebanyak empat kasus. Sehingga kasus yang sembuh mencapai 20 orang. Untuk kasus meninggal bertambah menjadi 6 kasus.
"Total 38 kasus (yang meninggal)," kata Yuri.
Data terkait Covid-19 tersebut merupakan akumulasi perhitungan sejak pukul 12.00 WIB, Jumat, 20 Maret 2020 hingga pukul 12.00 WIB, Sabtu (21/3/2020).
Berikut rincian pasien yang terjangkit Covid-19 di 17 Provinsi:
Di Bali tak ada penambahan kasus, sehingga masih 3 kasus, sementara Banten tambah 4 kasus menjadi 43, Yogyakarta bertambah 1 menjadi 5, Jakarta bertambah 44 menjadi 267, Jawa Barat bertambah 14 menjadi 55, Jawa Tengah bertambah 2 menjadi 14, Jawa Timur bertambah 11 menjadi 26.
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sunatera Utara tak ada penambahan tetap 2. Begitu juga dengan Sulawesi Utara, Lampung, dan Riau tetap satu kasus. Sementara di Sulawesi Selatan yang awalnya tak ada yang terjangkit, kini ditemukan dua kasus.
Kalimantan Timur tak ada penambahan tetap 9, Kepualauan Riau juga tetap 4, Sulawesi Tenggara tetap 3, dan yang masih dalam proses verifikasi di lapangan bertambah 3 menjadi 10. Jadi total 450 kasus.
Untuk 4 kasus yang dinyatakan sembuh sebanyak 3 orang dari Jakarta, dan 1 orang dari Yogyakarta. Data sebelumnya, 14 orang di Jakarta dinyatakan sembuh, Jawa Barat dan Banten masing-masing satu kasus.
Sementara untuk kasus yang meninggal di Jakarta 5, dan Banten 1. Secara kumulatif, yang meninggal di DKI Jakarta sebanyak 23, di Banten 2, Bali 1, Jawa Barat 7, Jawa Tengah 3, Jawa Timur 1, dan Sumatera Utara 1.
Advertisement