Jumlah Pasien Covid-19 Terus Bertambah, Ini Persiapan Pemerintah

Achmad Yurianto juga meminta kepada masyarakat agar tidak menyalahgunakan obat Chloroquine.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Mar 2020, 06:30 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 06:30 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Penanganan Percepatan COVID-19 Achmad Yurianto saat konferensi pers melalui Live Streaming terkait perkembangan virus Corona di Gedung Graha BNPB, Jakarta pada Rabu (18/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara pemerintah untuk virus Corona Covid-19, Achmad Yurianto, kembali menyampaikan perkembangan terkait Covid-19.

Salah satu yang disampaikan Yuri adalah bertambahnya jumlah pasien positif virus Corona Covid-19 hingga Senin, 23 Maret 2020 siang.

"Ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang, dehingga total 579 orang," ujar Yuri di Gedung BNPB Jakarta Timur, Senin, 23 Maret 2020.

Selain itu, dia juga meminta kepada masyarakat agar tidak menyalahgunakan obat Chloroquine karena belakangan, obat itu disebut bisa menyembuhkan Covid-19.

Berikut empat perkembangan terbaru yang disampaikan juru bicara pemerintah untuk virus Corona Covid-19 Achmad Yurianto dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jumlah Pasien Positif Bertambah

Achmad Yurianto Sampaikan Pernyataan Resmi Pemerintah Terkait Corona
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto memberikan keterangan di Kantor Staf Presiden, Komplek Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Keterangan terkait isu virus corona serta mengantisipasi informasi hoaks tentang virus tersebut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia bertambah 65 orang hingga Senin, 23 Maret 2020 siang.

Total orang yang terinfeksi virus Corona menjadi 579 orang. Data tersebut merupakan akumulasi perhitungan hingga Senin siang.

"Ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang, sehingga total 579 orang," ujar juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

Menurut dia, seluruh data tersebut diberikan ke kepala dinas provinsi.

Kemudian kepala dinas provinsi memberikannya ke dinas rumah sakit tempat pasien dirawat, kemudian diserahkan lagi ke dinas di kota untuk melacak penularan yang mungkin terjadi dari kasus yang sedang dirawat.

 

Pasien Sembuh dan Meninggal Dunia Juga Bertambah

Achmad Yurianto
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan rapid test Corona massal saat konferensi pers secara live di Graha BNPB, Jakarta pada Sabtu (21/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Kemudian, Yurianto memaparkan, ada 579 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Yurianto mengatakan, dari total kasus mulai Minggu, 22 Maret 2020 pukul 12.00 hingga 23 Maret pukul 12.00 WIB, jumlah pasien yang meninggal mengalami penambahan.

Data terkini menyebutkan ada penambahan satu pasien meninggal dari hari sebelumnya, sehingga total pasien meninggal saat ini sebanyak 49 orang.

"Penambahan kasus kematian sebanyak 1 orang, dari yang sebelumnya sebanyak 48, saat ini menjadi 49 pasien meninggal," kata Yuri.

Yurianto mengatakan, data pasien meninggal tersebut tersebar dari sejumlah daerah yang sebelumnya telah dinyatakan terdapat warganya yang dinyatakan positif Covid-19.

 

Ingatkan Masyarakat Tak Borong Chloroquine

Achmad Yurianto
Juru Bicara Penanganan Percepatan COVID-19 Achmad Yurianto saat konferensi pers melalui Live Streaming terkait perkembangan virus Corona di Gedung Graha BNPB, Jakarta pada Rabu (18/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Pemerintah menegaskan, obat Chloroquine untuk terapi bagi pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, sudah bisa diproduksi sendiri.

"Chloroquine sudah lama kita kenal, karena di masa yang lalu ini adalah program yang dilaksanakan untuk pemberantasan malaria. Sehingga Chloroquine ini mampu kita produksi sendiri dan jumlahnya cukup," kata Yuri.

Namun, dia mengingatkan agar masyarakat tidak berbondong-bondong membeli obat tersebut.

"Tetapi kami mohon sekali lagi masyarakat untuk tidak kemudian berbondong-bondong untuk membeli, menyimpan, dan mengonsumsi sendiri tanpa ada resep dari dokter," ungkap Yurianto.

Menurut dia, obat tersebut adalah obat keras, sehingga butuh pengawasan dari dokter bagi setiap orang yang mengonsumsinya.

"Chloroquine adalah obat keras oleh karena itu penggunaannya sudah barang tentu harus atas resep dokter. Dan dalam pengawasan dokter di rumah sakit. Tidak untuk diminum sendiri di rumah," pungkasnya.

 

Siapkan 125 Ribu Kit Rapid Test Covid-19

Achmad Yurianto
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto memberikan orang-orang yang terinfeksi Virus Corona penyebab COVID-19 saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta pada Minggu (22/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Yuri menyampaikan, sudah ada 125.000 kit untuk rapid test Corona Covid-19. Kit tersebut sebagai alat skrining Corona massal, apakah gejala seseorang mengarah pada Covid-19 atau tidak.

"Untuk rapid test, saat ini sudah ada 125.000 kit. Nah, kit akan dibagikan hari ini (dikirimkan ke dinas kesehatan provinsi)," ujar Yurianto.

Menurut dia, sebelumnya juga dilakukan skrining dengan menggunakan kit rapid test Covid-19 tersebut.

Hasilnya, kata Yuri, ada beberapa yang dinyatakan positif dan banyak juga negatif Covid-19.

"Rapid test menggunakan sampel darah yang diambil. Hasil dari skrining rapid test memang cepat, hanya memakan waktu kurang dari 2 menit," ucapnya.

"Perlu dipahami bersama bahwa hasil negatif tidak memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan tidak sedang sakit. Ini karena tidak setiap infeksi virus pada hari yang sama langsung muncul (gejalanya)," lanjut Yuri.

Oleh karena itu, menurut dia, langkah yang harus dilakukan adalah pemeriksaan ulang setelah hari ke-7 sampai hari ke-10.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya