Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara pemerintah untuk virus Corona Covid-19, Achmad Yurianto, kembali menyampaikan perkembangan terkait Covid-19.
Salah satu yang disampaikan Yuri adalah bertambahnya jumlah pasien positif virus Corona Covid-19 hingga Senin, 23 Maret 2020 siang.
Advertisement
"Ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang, dehingga total 579 orang," ujar Yuri di Gedung BNPB Jakarta Timur, Senin, 23 Maret 2020.
Advertisement
Selain itu, dia juga meminta kepada masyarakat agar tidak menyalahgunakan obat Chloroquine karena belakangan, obat itu disebut bisa menyembuhkan Covid-19.
Berikut empat perkembangan terbaru yang disampaikan juru bicara pemerintah untuk virus Corona Covid-19 Achmad Yurianto dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jumlah Pasien Positif Bertambah
Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia bertambah 65 orang hingga Senin, 23 Maret 2020 siang.
Total orang yang terinfeksi virus Corona menjadi 579 orang. Data tersebut merupakan akumulasi perhitungan hingga Senin siang.
"Ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang, sehingga total 579 orang," ujar juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Menurut dia, seluruh data tersebut diberikan ke kepala dinas provinsi.
Kemudian kepala dinas provinsi memberikannya ke dinas rumah sakit tempat pasien dirawat, kemudian diserahkan lagi ke dinas di kota untuk melacak penularan yang mungkin terjadi dari kasus yang sedang dirawat.
Â
Advertisement
Pasien Sembuh dan Meninggal Dunia Juga Bertambah
Kemudian, Yurianto memaparkan, ada 579 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Yurianto mengatakan, dari total kasus mulai Minggu, 22 Maret 2020 pukul 12.00 hingga 23 Maret pukul 12.00 WIB, jumlah pasien yang meninggal mengalami penambahan.
Data terkini menyebutkan ada penambahan satu pasien meninggal dari hari sebelumnya, sehingga total pasien meninggal saat ini sebanyak 49 orang.
"Penambahan kasus kematian sebanyak 1 orang, dari yang sebelumnya sebanyak 48, saat ini menjadi 49 pasien meninggal," kata Yuri.
Yurianto mengatakan, data pasien meninggal tersebut tersebar dari sejumlah daerah yang sebelumnya telah dinyatakan terdapat warganya yang dinyatakan positif Covid-19.
Â
Ingatkan Masyarakat Tak Borong Chloroquine
Pemerintah menegaskan, obat Chloroquine untuk terapi bagi pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, sudah bisa diproduksi sendiri.
"Chloroquine sudah lama kita kenal, karena di masa yang lalu ini adalah program yang dilaksanakan untuk pemberantasan malaria. Sehingga Chloroquine ini mampu kita produksi sendiri dan jumlahnya cukup," kata Yuri.
Namun, dia mengingatkan agar masyarakat tidak berbondong-bondong membeli obat tersebut.
"Tetapi kami mohon sekali lagi masyarakat untuk tidak kemudian berbondong-bondong untuk membeli, menyimpan, dan mengonsumsi sendiri tanpa ada resep dari dokter," ungkap Yurianto.
Menurut dia, obat tersebut adalah obat keras, sehingga butuh pengawasan dari dokter bagi setiap orang yang mengonsumsinya.
"Chloroquine adalah obat keras oleh karena itu penggunaannya sudah barang tentu harus atas resep dokter. Dan dalam pengawasan dokter di rumah sakit. Tidak untuk diminum sendiri di rumah," pungkasnya.
Â
Advertisement
Siapkan 125 Ribu Kit Rapid Test Covid-19
Yuri menyampaikan, sudah ada 125.000 kit untuk rapid test Corona Covid-19. Kit tersebut sebagai alat skrining Corona massal, apakah gejala seseorang mengarah pada Covid-19 atau tidak.
"Untuk rapid test, saat ini sudah ada 125.000 kit. Nah, kit akan dibagikan hari ini (dikirimkan ke dinas kesehatan provinsi)," ujar Yurianto.
Menurut dia, sebelumnya juga dilakukan skrining dengan menggunakan kit rapid test Covid-19 tersebut.
Hasilnya, kata Yuri, ada beberapa yang dinyatakan positif dan banyak juga negatif Covid-19.
"Rapid test menggunakan sampel darah yang diambil. Hasil dari skrining rapid test memang cepat, hanya memakan waktu kurang dari 2 menit," ucapnya.
"Perlu dipahami bersama bahwa hasil negatif tidak memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan tidak sedang sakit. Ini karena tidak setiap infeksi virus pada hari yang sama langsung muncul (gejalanya)," lanjut Yuri.
Oleh karena itu, menurut dia, langkah yang harus dilakukan adalah pemeriksaan ulang setelah hari ke-7 sampai hari ke-10.