Gunung Anak Krakatau Meletus, Semburkan Abu Vulkanik 657 Meter

Gunung Anak Krakatau dilaporkan mengalami erupsi dan semburkan abu vulkanik sejauh 657 meter di atas permukaan laut

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2020, 05:43 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 05:16 WIB
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau. (dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Gunung Anak Krakatau dilaporkan kembali meletus pada Jumat (10/4/2020). Erupsinya disertai dengan menyemburkan abu vulkanik sekitar 657 meter di atas permukaan laut pukul 22.35 WIB, Jumat (10/4).

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi Magma Indonesia, Kementerian ESDM, Sabtu (11/4/2020) erupsi tersebut terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm.

Aplikasi Magma Indonesia, magma.vsi.esdm.id itu juga menyebutkan aktivitas seismik ditandai dengan erupsi tremor yang terjadi terus menerus.

Berdasarkan pantauan kamera pengawas atau CCTV pada pos pemantauan Gunung Anak Krakatau, abu vulkanik berwarna hitam dan abu-abu itu bergerak ke arah timur dengan ketinggian sekitar 500 meter dari dasar kawah.

PVMBG menyebutkan tingkat aktivitas gunung yang terletak di Selat Sunda itu berada pada level II atau waspada.

PVMBG mengimbau masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius dua kilometer dari kawah. Demikian seperti dilaporkan antara.

 

Pandangan Mata

Situs magma Indonesia melaporkan gunung api masih terlihat jelas. Ada kabut yang menutupi dengan level 0-III.

"Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100-250 meter dari puncak," tulis pernyataan di magma Indonesia.

"Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah selatan dan Barat Daya."

Dentuman dikabarkan terdengar hingga Tangerang Selatan dan Jakarta. Beberapa warga melaporkan mendengarkan dentuman tersebut.

Kasubid Pengamatan dan Penyelidikan Gn Anak Krakatau, Hendra Gunawan menyebutkan dentuman bukan dari Gunung Anak Krakatau.

"Suara yang didengar warga Jakarta, Depok dan Bogor bukan berasal dari aktivitas Gunung Anak Krakatau," katanya seperti laporan Radio Elshinta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya